Mohon tunggu...
UMMI HANIK
UMMI HANIK Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tidak bekerja mahasiswa

Hobi saya berenang , _this my life_

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Psikologis dalam Meningkkatkan Efektivitas Pembelajaran

27 September 2024   10:12 Diperbarui: 27 September 2024   10:12 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan : 

Pembelajaran yang efektif tidak hanya bergantung pada kualitas materi yang diajarkan, tetapi juga pada kondisi psikologis siswa. Psikologi pembelajaran membantu kita memahami bagaimana individu belajar, apa yang memotivasi mereka, dan bagaimana emosi serta persepsi diri dapat memengaruhi hasil pembelajaran. Dengan menggabungkan aspek psikologis dalam pembelajaran, baik guru maupun siswa dapat mencapai hasil yang lebih optimal.

1. Motivasi sebagai Penggerak Utama Pembelajaran

Motivasi adalah salah satu faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar. Tanpa motivasi, siswa mungkin tidak memiliki keinginan atau dorongan untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam psikologi, motivasi dibagi menjadi dua jenis: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

  • Motivasi intrinsik: Siswa yang termotivasi secara intrinsik belajar karena mereka memiliki minat pribadi atau rasa ingin tahu terhadap materi pelajaran. Mereka merasa puas dengan pemahaman yang mereka dapatkan, terlepas dari hasil atau penghargaan eksternal.
  • Motivasi ekstrinsik: Siswa yang termotivasi secara ekstrinsik belajar karena mereka mengharapkan penghargaan eksternal, seperti nilai tinggi, pengakuan, atau pujian. Meskipun efektif, motivasi ekstrinsik sering kali tidak bertahan lama jika tidak diimbangi dengan motivasi intrinsik.

Agar pembelajaran lebih efektif, guru perlu memahami dan menumbuhkan motivasi intrinsik siswa. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain dengan memberikan materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, mendorong eksplorasi, dan memberikan umpan balik yang membangun.

2. Pengaruh Emosi dalam Proses Belajar

Emosi memiliki pengaruh yang besar dalam pembelajaran. Siswa yang merasa cemas atau tertekan sering kali mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian dan menyerap informasi. Sebaliknya, emosi positif seperti kebahagiaan, antusiasme, dan rasa percaya diri dapat meningkatkan keterlibatan dan kinerja akademik.

Dalam psikologi pendidikan, emosi yang negatif dapat memicu respons stres, yang pada gilirannya menghambat kemampuan siswa untuk mengakses memori jangka panjang dan bekerja secara optimal di dalam memori kerja. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung secara emosional. Hal ini bisa dilakukan dengan menciptakan suasana kelas yang inklusif, memberikan dukungan emosional, serta membantu siswa mengelola stres melalui teknik relaksasi atau manajemen waktu.

3. Metakognisi: Kesadaran akan Proses Belajar

Metakognisi adalah kemampuan siswa untuk menyadari dan mengendalikan proses berpikir mereka sendiri. Ini mencakup kemampuan untuk merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi strategi belajar. Siswa yang memiliki kesadaran metakognitif yang baik cenderung lebih efektif dalam belajar karena mereka dapat menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan kebutuhan.

Untuk meningkatkan kemampuan metakognitif, guru dapat mengajarkan strategi belajar yang lebih efektif, seperti membuat tujuan belajar, menggunakan teknik pengulangan yang terencana (spaced repetition), atau mendorong siswa untuk mengevaluasi kinerja mereka sendiri setelah ujian atau tugas.

4. Gaya Belajar Individu

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, yang dipengaruhi oleh preferensi mereka dalam menerima dan mengolah informasi. Beberapa teori psikologi menyarankan adanya tipe-tipe gaya belajar, seperti:

  • Visual: Siswa lebih mudah belajar melalui gambar, diagram, atau peta konsep.
  • Auditori: Siswa lebih suka mendengar penjelasan atau berdiskusi untuk memahami materi.
  • Kinestetik: Siswa lebih efektif belajar melalui aktivitas fisik atau praktik langsung.

Penting bagi pendidik untuk mengenali perbedaan ini dan menciptakan strategi pengajaran yang dapat mencakup berbagai gaya belajar. Misalnya, guru dapat menggabungkan penjelasan lisan, materi visual, dan aktivitas praktik dalam satu sesi pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis siswa.

5. Persepsi Diri dan Self-Efficacy

Self-efficacy, atau keyakinan individu tentang kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas tertentu, adalah faktor psikologis penting yang memengaruhi pembelajaran. Siswa yang memiliki tingkat self-efficacy tinggi cenderung lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan dan lebih gigih dalam menyelesaikan tugas, sehingga meningkatkan efektivitas pembelajaran. Untuk meningkatkan self-efficacy siswa, guru bisa memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, memberikan umpan balik yang positif, serta membangun suasana kelas yang mendukung keberhasilan individu.

6. Lingkungan Psikologis yang Kondusif

Lingkungan belajar yang positif dan mendukung dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran secara signifikan. Lingkungan yang kondusif tidak hanya mencakup aspek fisik, seperti ruang kelas yang nyaman, tetapi juga aspek psikologis, seperti rasa aman, dukungan sosial, dan kepercayaan diri. Guru dapat menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan didorong untuk berpartisipasi aktif.

Interaksi sosial juga berperan penting dalam pembelajaran. Diskusi kelompok, kolaborasi, dan kerja sama dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi melalui perspektif yang berbeda dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Kesimpulan :

Psikologi memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana individu belajar dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran. Dengan memahami peran psikologis dalam pembelajaran, baik guru maupun siswa dapat menerapkan strategi yang lebih baik untuk meningkatkan hasil akademik. Faktor-faktor seperti motivasi, emosi, metakognisi, gaya belajar, dan persepsi diri harus diperhatikan secara serius untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal dan efektif. Pendidik yang dapat mengintegrasikan prinsip-prinsip psikologi ke dalam metode pengajaran mereka akan membantu siswa mencapai potensi penuh mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun