Ini berarti potensi penyebaran informasi---baik benar maupun salah---sangat besar. Sayangnya, tingkat literasi digital masyarakat kita masih tergolong rendah. Banyak yang belum memahami pentingnya memverifikasi informasi sebelum membagikannya.
Ketika masyarakat memiliki kecenderungan emosional terhadap tokoh tertentu---baik rasa suka maupun benci---hoax menjadi alat yang sangat ampuh untuk memprovokasi. Dalam kasus video calon gubernur tadi, pengirimnya membagikan video tanpa memikirkan dampaknya, hanya karena merasa calon tersebut tidak layak. Padahal, kebenaran dari informasi yang disebarkan jauh lebih penting daripada sekadar memuaskan emosi sesaat.
Jangan Takut Meluruskan Hoax
Salah satu alasan mengapa hoax terus subur adalah karena banyak orang takut untuk menyampaikan fakta. Mereka khawatir dianggap mendukung pihak yang mungkin sedang dipojokkan. Padahal, meluruskan informasi bukan soal keberpihakan, tetapi soal integritas dan tanggung jawab sebagai warga negara.
Masyarakat Indonesia perlu memahami bahwa menyebarkan hoax dapat merugikan banyak pihak. Selain memecah belah, hoax juga bisa menghancurkan reputasi seseorang secara tidak adil. Apalagi, menjelang Pilkada, banyak pihak yang memanfaatkan hoax untuk menyerang lawan politik.
Saya pernah menemui kasus lain yang tidak kalah mengkhawatirkan. Banyak pengguna Facebook yang tidak sadar telah menjadi korban situs judi online. Modus yang dilakukan situs tersebut adalah dengan menggunakan maskot tokoh agama tertentu yang dipotong dari konteks aslinya, seolah-olah situs tersebut adalah platform investasi halal. Padahal, situs itu jelas-jelas menawarkan perjudian.
Modus seperti ini menunjukkan bahwa hoax tidak hanya berbahaya dalam konteks politik, tetapi juga dapat merugikan masyarakat dalam berbagai aspek, termasuk finansial dan moral.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Untuk melawan hoax, kita perlu meningkatkan literasi digital masyarakat. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:
- Cek Sumber Informasi
Sebelum membagikan informasi, pastikan sumbernya terpercaya. Situs resmi, media kredibel, dan data yang valid adalah indikator utama. - Gunakan Logika, Bukan Emosi
Jangan mudah terpancing emosi, terutama jika informasi menyangkut tokoh atau isu yang kontroversial. Verifikasi fakta sebelum bereaksi. - Laporkan Konten Hoax
Banyak platform digital, seperti Facebook, Instagram, dan TikTok, menyediakan fitur untuk melaporkan konten palsu. Gunakan fitur ini agar penyebar hoax tidak semakin leluasa. - Edukasi Orang Terdekat
Ajarkan keluarga dan teman untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Diskusikan bagaimana hoax dapat merusak kehidupan pribadi maupun masyarakat.
Sebagai penutup, jangan takut untuk bersuara melawan hoax. Tindakan ini bukan hanya tentang menjaga nama baik seseorang atau pihak tertentu, tetapi juga melindungi integritas informasi di era digital. Jangan sampai emosi dan kebencian kita menjadi alat yang dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi palsu. Mari bijak sebelum forward, demi Indonesia yang lebih cerdas dan harmonis.
*Artikel ini disusun berdasarkan ide dan pengalaman penulis serta dikembangkan dengan bantuan AI