Oia kalau perjalanan naik kereta bersama balita memang tidak bisa di waktu-waktu padat saat jam sibuk, kami selalu naik kereta di luar waktu tersebut, namun kalau hari kerja untuk jam pagi, kami biasanya mencari rute yang ke arah Bogor yang  jauh lebih sepi dibanding arah Jakarta yang sampai menjelang makan siang pun masih terus padat. Sedangkan sebaliknya, kalau sudah menjelang agak sore, kalau dari Depok pilihnya kereta yang menuju Jakarta.
Hal ini tidak berlaku untuk akhir pekan ya, karena sebaliknya untuk akhir pekan, kereta menuju Bogor justru lebih padat, terutama di hari libur sekolah, pernah kami terpaksa tetap masuk karena sudah ditunggu kerabat lainnya di Bogor, namun Alhamdulillah kami tetap sampai dengan selamat dan aman.
Oia, pernah pengalaman kami pulang dari perpustakaan Nasional di Jalan Merdeka terlalu sore, alhasil hampir bersamaan dengan orang pulang kantor, sama petugas kami sudah diantisipasi untuk tidak naik ke arah Bogor, karena akan sangat padat sekali. Akhirnya, kami putuskan untuk naik dulu dari Gondangdia menuju arah Jakarta Kota dan ikut kereta balik. Waktunya memang jadi lebih lama, tapi kami dapat memilih tempat duduk favorit supaya anakku tetap merasa aman dan nyaman di kereta.
Begitulah, sekilas cerita pembelajaran Syaga dengan kereta, yang memang sangat berperan baik dalam perkembangan bahasa dan komunikasi Syaga lewat apa yang dia lihat, dia rasakan dan dia dengar di kereta dan stasiun bahkan dia bisa menirukan bunyi suara kereta berhenti bukan hanya sekedar suara tut..tut..tut .Â
Kita semua tahu bahawa commuterline adalah gaya generasi urban terdepan sebagai pilihan cerdas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H