Mohon tunggu...
Umma Nuryana
Umma Nuryana Mohon Tunggu... Wiraswasta - mompreneur

Pegiat literasi yang suka liat resep masakan lucu sekaligus cinta lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Saat Pandemi, Anak Lain PJJ, Anakku Belajar di CommuterLine

5 September 2023   21:44 Diperbarui: 6 September 2023   18:42 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syaga, saat ini berusia 4 tahun. Kondisinya yang spesial saat lahir, membuatnya mengalami kondisi speech delay. Terlebih saat pandemi ada tindakan bedah yang harus dijalani nya, kala itu usia nya menjelang dua tahun. Pasca operasi, membungakan kondisi tambahan padanya yaitu gangguan sensori integrasi.  Secara sederhana, ada gangguan kecemasan luar biasa pada nya jika tersentuh atau disentuh pada hal-hal diluar kedua orangtuanya. Efeknya adalah tentu saja sulit berkomunikasi.

Saat usia dua tahun, Syaga menjalani Terapi Wicara sekaligus Terapi Okupasi pada salah satu rumah sakit di Depok. Pertemuan pertama tentunya adalah momen paling histeris buatnya, sampai ada masa dari sepanjang waktu jerit tangis meronta hendak minta keluar ruangan terapi, sampai di 10 menit terakhir, tiba-tiba senyap tak ada suara, sampai kami orangtua nya saling tatap-tatapan berharap tidak ada hal buruk terjadi.

Ketika waktu terapi usai, sang terapis pun memberitahu kami, bahwa kondisi diam syaga adalah karena diajak melihat kereta api dari jendela ruangan terapi di rumah sakit yang berseberangan dengan Stasiun Depok. Sungguh momen ajaib, karena kala itu, Syaga langsung percaya bahwa terapis nya bisa dia percaya, dan waktu berikutnya dia sudah sangat kooperatif dalam sesi terapi.

Itulah mengapa, saya sebagai orangtua kemudian mengAminkan hasrat nya terhadap kereta api dengan mengizinkan dan menemaninya senantiasa selalu bercommuterline. 

Waktu pengumuman, bahwa balita sudah diizinkan naik kereta kembali di waktu tertentu saat masih masa transisi pandemi. Syaga excited sekali. Bahkan, kereta adalah satu-satunya tempat yang Syaga mau betah memakai masker dan tidak dilepas sama sekali, karena khawatir gak boleh naik kereta dia, hehe.

Jadwal, terapi syaga satu minggu dua kali. Setelah selesai atau bahkan sebelum terapi kami selalu menjenguk stasiun, bahkan kalau waktunya sudah terlalu mepet, terkadang kami hanya masuk stasiun dan duduk diam mengamati kereta yang melintas.

Kereta commuterline, menjadi salah satu wadah belajar tambahan buat Syaga. Dia belajar mengamati kereta, mengenal warna, logo, aneka rupa iklan di badan kereta, gambar-gambar peraturan yang tertempel di kaca bahkan Syaga mampu mendengar suara-suara nama-nama stasiun dan mengingatnya dengan baik dan kemudian bisa mengucapkannya dengan baik. 

Hal baik di kereta yang membuat terasa nyaman adalah suasana sejuk kereta, juga kebersihannya terlebih lagi bahkan keamanan juga keramahan para petugas. 

Kami hampir sering hanya naik kereta dari Depok - Jakarta Kota lalu kembali lagi ke Depok, tanpa turun dari kereta dan petugas tidak ada yang mempermasalahkannya, terlebih jika Syaga sampai tertidur, dia tetap nyaman tidur sampai terbangun dengan sendirinya. Tidak ada keributan didalam kereta. Sampai saat ini, sangat bisa diandalkan untuk perjalanan yang sangat nyaman, cepat juga murah tentunya.

Hal yang paling tidak disuka Syaga adalah saat kereta penuh, meskipun kami akan selalu dapat kursi prioritas atau dapat tempat duduk juga dari penumpang lain, namun terasa tidak nyaman tentunya untuk balita. Apalagi jika jendela kaca ditutup sama penumpang lain, sungguh membuat Syaga tidak nyaman, karena alasan dia suka naik kereta tentunya karena dia bisa menikmati perjalanan melintasi satu tempat ke tempat lain dengan gerakan yang cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun