Aarrgghtt De, kayak gak tau pemerintah aja. Mana mungkin pemerintah yang baru tidak ingin kelihatan lebih hebat dari pemerintahan sebelumnya. Pemerintah itu gak mau kalah De.
Saya agak bingung dengan kalimat "Pemerintah gak mau kalah". Apakah gak mau kalah dengan pemerintah sebelumnya, apa gak mau kalah sama rakyat. Soalnya dengan raut muka dan nada bicara Kakek tersebut seperti mengeluh bahwa pemerintah gak mau kalah oleh dirinya.hehe
Kemudian dengan nada yang menjadi pelan seperti menerima nasib yang sudah terlanjur. Kakek itu melanjutkan keluh kesah kehidupannya.
De, saya udah sudah tua, anak-anak sudah berumah tangga semua, cucu udah 10. Tapi saya masih kuat, gak mau ngerepotin anak, kecuali saya udah gak bisa apa-apa. Saya jalani aja De.
Percakapanpun selesai, karena kerak telornya udah digulung. Saya merasa senang, karena saya merasa menjadi pendengar yang baik ketika kakek itu bercerita.
Jadi kesimpulan dari tulisan ini begini.
Terlepas dari benar atau tidaknya cerita pedagang kerak telor mengenai kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan rakyat kecil seperti dirinya. Pemerintah DKI harus ingat bahwa kerak telor adalah makanan khas betawi, yang harus dipasarkan bukan hanya diluar daerah di Jakarta tetapi harus sampai ke luar negeri. Dengan catatan, mereka (pedagang kerak telor) memasarkan kerak telor keluar daerah bukan dengan rasa terusir (diusir pemerintah DKI)oleh kebijakan tetapi karena kemauan mereka sendiri menduniakan kerak telor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H