Banyak yang salah paham terkait rencana pemerintah "Mengundang Guru dari Luar Negeri". Apalagi rencana ini disampaikan selepas Pilpres, dimana suhu politik yang masih hangat. Beberapa pihak sengaja menggoreng ini sebagai komoditas politik untuk menyerang dan memojokan pihak tertentu, dalam hal ini pemerintah pada umumnya, dan Menko Puan khususnya.
Kebijakan mendatangkan guru dari mancanegara tentu tidak sembarang karena akan dikaji sesuai kebutuhan indonesia. Ini juga tidak ada kaitannya dengan kualitas guru indonesia yang juga semakin baik. Juga tidak ada hubungannya dengan guru yang masih berstatus honorer.
Di beberapa sekolah kita juga sudah banyak guru asing yang sudah lama mengajar dan menunjukan hasil yang baik dan tidak ada persaingan dengan guru-guru dalam negeri. Justru yang terjadi adalah pertukaran pengetahuan yang baik antar guru.
Di sisi lain kalau program ini berjalan, akan menjadi daya picu bagi guru-guru indonesia untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas agar memiliki daya saing.
Selama tidak memberatkan siswa dan orang tua siswa serta kepentingan nasional kita, mendatangkan guru dari luar negeri adalah langkah yang positif.
Sekedar contoh, bisa saja salah satu guru yang dibutuhkan adalah pengajar bahasa inggris. Dengan demikian anak-anak murid kita bisa belajar dengan native speaker, yang selama ini hanya bisa dinikmati oleh sekolah-sekolah berstandar internasional.
"Kita perlu belajar dari negara tetangga Malaysia, yang tidak malu belajar dari "guru-guru asing" yang justru sangat bermanfaat menaikan kualitas pendidikan mereka."
Belum lagi jika tengok di beberapa Pondok Pesantren, banyak guru-guru asing yang sengaja didatangkan guna mengajarkan bahasa-bahasa Arab. Selain menjadi tenaga pengajar, mereka juga ikut melakukan mentransfer ilmunya transfer of knowledge kepada guru-guru setempat.
Kita harus bijak dalam melihat rencana baik pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Jangan tergesa-gesa dalam menilai sesuatu sebelum kita tahu apa sebenarnya tujuan dari rencana tersebut. Kita perlu belajar dari negara tetangga Malaysia, yang tidak malu belajar dari "guru-guru asing" yang justru sangat bermanfaat menaikan kualitas pendidikan mereka.
Perlu kita ingat, mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diatur dalam pembukaan konstitusi, sebagai salah satu tujuan negara di era global saat ini harus dimaknai secara lebih luas tanpa kehilangan jati diri bangsa. Kita selalu mencari yang terbaik sejak dulu bagaimana mengembangkan kualitas anak didik agar memiliki daya saing dengan bangsa lain.
Dengan demikian mendatangkan guru-guru yang berkualitas dari luar negeri merupakan salah satu niat baik pemerintah untuk membantu mempercepat peningkatan kualitas anak didik.
Yang paling penting adalah pertama, dapat dipastikan bahwa kedatangan guru-guru asing tersebut sudah pasti dengan kualifikasi tertentu sesuai kebutuhan sekolah. Kedua, kemendikbud dan stakeholder terkait lainnya juga akan mencari pola atau metode yang tepat bagaimana sistem pengajarannya sehingga bermanfaat langsung bagi anak didik.
Ketiga, dipastikan bahwa kedatangan guru-guru asing tersebut tidak akan merugikan secara karir dan pendapatan guru-guru tetap atau guru honorer yang ada. Justru keduanya akan bersinergis dan ini maknanya akan terjalin sharing of knowledge yang menguntungkan langsung anak didik.
Keempat, kelak juga akan dilakukan penilaian sejauh mana keberhasilannya. Untuk itu bisa saja sementara diujicobakan di beberapa sekolah yang ditunjuk oleh kemendikbud dan dinas pendidikan provinsi.
Kita harus kembali berpikir jernih, dengan mengedepankan kepentingan pendidikan nasional jangka panjang. kita harus bijak mendahulukan kebutuhan anak didik,peningkatan kualitas anak didik terutama sekolah negeri sangat mendesak agar punya daya saing. Kehadiran guru asing akan lebih menguntungkan anak didik terutama untuk mata pelajaran-pelajaran tertentu.
Jelas sudah, jika niat baik pemerintah ini bukanlah upaya untuk mengimpor guru-guru luar negeri sebagai pengganti guru-guru lokal ataupun honorer, akan tetapi upaya ini untuk meningkatkan kualitas anak didik. Sudah bukan waktunya lagi bagi kita, untuk mempertentangkan Guru Tetap, Honorer dengan Guru Asing. Justru kita harus bijak melihat ini sebagai sinergi agar anak didik mendapatkan manfaat sebesar-besarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H