Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bell dan Rossie | Menuju Pernikahan

2 Desember 2024   03:52 Diperbarui: 2 Desember 2024   04:44 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Aku menyukaimu, aku juga tertarik dengan semua tentangmu.  Hanya saja aku tidak percaya diri dapat berdiri di sampingmu," ucap Bell suatu ketika setelah dirinya menerima lamaran dari Leon. 

"Aku tidak peduli tentang apapun, selain dirimu. Kau adalah gadis pertama yang kujumpai di Violta dan aku menyukaimu sejak saat itu." Laki-laki itu terus saja mengoceh meyakinkan perempuan di hadapannya. 

"Tapi dulu kau hanya seorang Pelaut menyebalkan." Bell mencoba mengelak perasaannya sendiri. Hatinya yang berbunga-bunga masih saja dia sembunyikan.

"Setidaknya aku membekas di pikiranmu, bukan?" Satu kalimat itu menyentil sisi hati kecil Bell. Sialnya dia kali ini gagal menyembunyikan senyumannya. Leon benar, dia begitu membekas di benak Bell. 

Kabar seorang Lady dari pulau jauh mendapat lamaran dari sang Pangeran yang melepaskan gelarnya menjadi pembicaran hangat di seluruh penjuru ibu kota kerajaan. Tidak semuanya benar dan tidak juga keseluruhan salah. Leon hanya meninggalkan gelar putra Mahkota saja sementara waktu karena raja juga tidak pernah berniat mencabut gelar itu dari dirinya. Gelar Duke Landgrass juga akan tetap jadi milik keluarganya dan mungkin akan segera jadi milik Bell. 

Issabell de Colta dari Violta, putri seorang Baron Colta yang kaya raya di sebuah pulau yang jauh. Akan menikah dengan sang pangeran di musim semi tahun ini.

"Apa sekarang kau merasa gugup, Bell," goda Rossie. "Apa kau tahu, jika banyak orang salah mengira jika aku adalah kau. Aku pikir kita tak semirip itu. "

"Kalian kembar," ucap sang Ayah. "Kau terlalu sering melupakan hal itu, Ross."

Rossie merenggut.  Ucapan sang ayah memang benar,  sejak kecil dia tidak mau jika disamakan dengan Bell,  sehingga dia tidak pernah menyebutkan jika Bell adalah kembarannya, melainkan saudarinya. 

Musim semi akan datang dalam waktu satu bulan. Semua persiapan sepertinya sudah hampir selesai. Namun Bell dan Leon tidak pernah bertemu dalam waktu yang lama.

"Hari ini kau akan mulai tinggal di istana, bukan?" Rossie penasaran. 

"Ya." Bell menjawabnya singkat.

Sang calon pengantin terlihat murung beberapa waktu terakhir. Semua barang milik Bell sudah tertata rapi dalam koper.

"Apa ada masalah?" Rossie sedikit ragu untuk bertanya. "Ceritakan saja," bujuknya.

Tapi tidak ada hal yang memang ingin Bell sampaikan. Dia tidak yakin dengan keputusan yang dibuatnya, namun menyesalpun percuma. Jika pernikahan dibatalkan, maka dapat dapat dipastikan keluarganya tidak akan punya muka lagi di pergaulan kelas atas. Bangsawan mana yang mau menjalin hubungan baik dengan mereka jika sudah memperlakukan keluarga kerajaan. Bell menyukai Leon, tentu saja. Dia lelaki yang tampan rupawan, seorang pangeran meskipun Bell tidak mengetahui hal tersebut di awal, tapi dia seorang pangeran? Hanya itu yang mengganjal di pikiran Bell. 

Sepucuk surat datang pagi ini dengan sekotak hadiah dari istana. Sebuah gaun dan perhiasan. Sang Ratu mengundang Bell dan tentu saja dengan Rossie juga untuk datang ke acara pesta minum teh. Bisa di bilang ini debutnya di kalangan atas, mungkin sang Ratu ingin memperkenalkannya pada bangsawan kelas atas di ibu kota. 

"Kau pucat setelah undangan dari sang Ratu tiba, Bell." Rossie masih saja menggoda saudarinya,  tanpa dia sadari jika dia juga terlihat sangat gugup untuk pertama kalinya. "Aku tidak tahu bagaimana sikap para bangsawan itu terhadap kita, karena meskipun kau akan menjadi istri pangeran,  kita tetap bangsawan bangkrut, bukan?" Rossie menghela napas kasar.

"Itu juga yang ku khwatirkan, Ross."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun