Tidak ada satupun yang tidak sibuk hari itu di Mansion Landgrass. Bahkan seekor bebek sibuk berhias ketika sang Ratu akan datang berkunjung. Semua lantai harus mengilat dindin bersih dan semua tanaman sudah dipotong rapi. Bell hampir tidak dapat tidur dua hari ini. Mansion tidak mempunyai cukup pekerja untuk menyabut keluarga kerajaan. Tapi entah mengapa sang Ratu yang merupakan ibu tiri dari Tuan Duke itu datang berkunjung.
"Kau terlihat pucat sekali, Bell," tegur Nyonya Highes. "Apa kau juga sama seperti pekerja lain yang tidak dapat tidur memikirkan kedatangan Yang Mulia Ratu?"
"Tentu saja, Nyonya. Ini adalah pengalaman pertama saya bertemu dengan keluarga kerajaan secara langsung. Saya sungguh tidak sabar."
Nyonya Highes menghela napas kasar. "Tidak usah kau pikirkan, Bell. Kau bisa istirahat. Hanya beberapa orang saja yang diijinkan menyambut Yang Mulia Ratu, kau bukan salah satunya."
Raut wajah Bell berubah. Terpancar kekecewaan di matanya. "Begitukah? Saya salah sangka rupanya."
Malam hari yang dingin di lewati Bell dengan kesedihan. Gadis itu memberanikan diri menaiki menara mansion. Angin bertiup cukup kencang hingga menerbangkan rambut panjangnya yang terurai.
"Aku baru melihatmu sejak beberapa hari terakhir kita bertemu."
Suara itu mengejutkan Bell yang baru saja sampai di tempat itu. Leon sudah ada di sana sejak beberapa menit matahari mulai bersembunyi.
"Sedang apa kau di sini?"
Leon yang tadinya duduk di lantai itu kemudian berdiri. "Aku sedang menantikan bulan," ucapnya asal-asalan.