"Bukankah kau yang sudah melupakanku? Kau bahkan tidak tahu, kan, kalau aku dalam kesulitan di hari pertamaku?" Rossie tersedu.
"Ross ..., maafkan aku, tapi kau sendiri yang menginginkan itu, bukan? Kau tidak mau ikut denganku, kau pergi sendiri ---"
"Kau menyalahkanku? Iya?"
"Berhentilah bersikap seperti anak kecil!" Bell meninggikan suaranya.Â
Rossie menangis. Gadis itu menyembunyikan wajahnya di balik selimut. Keduanya terdiam hingga terbuai di alam mimpi. Banyak hal terjadi, banyak kisah yang sebenarnya ingin keduanya sampaikan. Tapi semua tertahan oleh tangisan.
"Apa kau Anda masalah dengan Nona Bell?" Aster menatap serius wajah Rossie. Keduanya tengah sama-sama merapikan tumpukan buku di perpustakaan milik Aster.
"Aku baik-baik. Anda tidak perlu mengkhawatirkan kami."
"Kalau begitu saya sedikit merasa lega. Saya tahu kalau kalian tidak pernah berpisah cukup lama. Bell sering bercerita pada saya, kalau kalian selalu bersama."
"Ini memang pertama kalinya bagi kami berpisah, dan itu cukup lama. Tapi aku tidak percaya kalau sekarang Bell seangkuh itu."
Aster mengerutkan dahi. "Menurutmu Bell angkuh?"