Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bell dan Rossie | Saudari

10 Juni 2024   20:45 Diperbarui: 10 Juni 2024   21:28 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rossie mengangguk. "Lihat saja cara dia berbicara sekarang, ini kali pertama kalinya juga dia membentakku."

Sementara di tempat lain, Bell tengah memetik tomat bersama dengan Lily.

"Hari ini Anda terlihat sedih, Nona Bell?" ucap Lily. Bell hanya diam, tampaknya gadis itu tidak mendengar ucapan gadis kecil di sampingnya itu. Lily kemudian menarik pakaian Bell.

"Ada apa Lily?"ucap Bell karena terkejut pakaiannya ditarik. 

"Apa Anda ada masalah?"

"Tidak, aku tidak apa-apa." Bell mengusap rambut pirang Lily. "Kau tak perlu khawatir."

"Anda mencemaskan Nona Rossie?"

"Tentu saja. Karena kita saling menyayangi.  Bagaimana mungkin aku tidak khawatir dengannya yang tinggal di tempat asing seperti ini." Bell menyeka air matanya.

"Mungkin kalian hanya perlu bicara dari hati ke hati, Nona. Aku melihat yang kemarin, Anda mengapa membentak Nona Rossie?"

"Ya, kau benar. Aku harus segera menemuinya dan meminta maaf."

Sebuah pelukan menyatukan kehangatan hubungan persaudaraan antara Bell dan Rossie.  Dengan sangat antusias Rossie menceritakan bagaimana kehidupannya bekerja di sebuah galeri impiannya. Tidak hanya bekerja dia juga belajar melukis. Sesuatu yang sangat dilarang oleh sang Ayah. Bell hanya jadi pendengar sepanjang malam. Tidak ada yang pantas dia ceritakan, begitu pikir Bell. Seorang pelayan. Semua orang tahu apa itu pekerjaan pelayan, tidak ada yang menarik dari pekerjaan itu.

"Tidurlah Ross, bukankah besok kau akan kembali bekerja?"

"Kau juga, Bell."

"Tentu saja."

Bersambung.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun