Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

End (Bagian 1)

11 November 2023   22:30 Diperbarui: 11 November 2023   22:34 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat, ya, Mil," ucap Laila. Wajah gadis itu tidak sanggup menyembunyikan kebahagiaannya, "Aku nggak nyangka kamu bakal berada di titik ini. Kamu hebat."

Mila berkaca-kaca, tangannya segera merengkuh tubuh mungil Laila di depannya. "Terima kasih banyak, La," ucapnya terisak.

Kisahnya berawal 14 tahun lalu. Saat Mila dan Laila duduk di bangku SMP. Usia mereka saat itu 13 tahun. Remaja tanggung yang baru saja meninggalkan masa kanak-kanak.

Baca juga: Luka Batin Melati

"Apa kau tahu kalau di kelas kita ada murid baru?" ucap Mila saat bertemu Laila di depan rumahnya. 

"Sungguh? Apa dia tampan?" jawab Laila heboh. 

"Bagaimana kau tahu kalau dia laki-laki? "

Baca juga: Dua Tamu

"Entahlah. Aku hanya menebak setelah melihat matamu yang bersinar itu."

"Lihat! Itu anak barunya, namanya Henry---" keriangan Mila terhenti. "Tapi kenapa dia ada di lingkungan ini?"

Baca juga: Menjadi Tua

Laila hanya mengedikkan bahu. Tidak tahu. Setelah hari itu mereka selalu bertemu tujuh hari dalam seminggu. 

"Apa kau tidak bosan setiap hari bertemu denganku?" ucap Henry setelah menghabiskan es teh Mila. 

Mila hanya menggeleng. "Apa kau tahu kalau hanya bertemu denganmu saja aku sudah bersemangat menjalani hariku?"

"Entahlah.  Tapi kupikir kau berlebihan. "

"Sudahlah jangan kau pikirkan. Apa kau sudah mengerjakan tugas bahasa inggris? Kalau belum, ini punyaku." Mila menyodorkan buku miliknya.

"Terima kasih.  Kau memang penolongku, Mil." Henry kemudian pergi ke tempat duduknya lalu menyalin tugas milik Mila. 

Laila yang melihat kejadian itu segera mendekati Mila. "Apa kau tidak berlebihan, Mil? Setiap hari catatannya kau yang tulis dan sekarang kau juga memberikan tugasmu padanya?"

"Kenapa?" tanya Mila polos.

Laila mengerutkan dahi. " Barusan kau juga membelikan dia minuman, 'kan? Lalu nanti apa lagi? Kau bahkan tidak bisa sehari saja tidak bertemu dengannya," ucap Laila kesal.

"Apa kau tidak suka?" Mila dengan wajah datar menatap Laila yang terlihat marah. "Apa kau tidak suka?" Mila mengulang pertanyaannya.

"Iya! Aku tidak suka!" bentak Laila. Semua siswa di kelas terdiam mendengar suara keras Laila. Gadis itu lalu pergi. Tanda diketahui Mila, Laila menangis tersedu di ruang UKS selama jam pelajaran kedua berlangsung.

Setelah kejadian itu Mila dan Laila tidak lagi bertegur sapa untuk waktu yang lama. Laila yang tadinya duduk sebangku dengan Mila, akhirnya pindah bertukar dengan siswa lain.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun