Mila hanya menggeleng. "Apa kau tahu kalau hanya bertemu denganmu saja aku sudah bersemangat menjalani hariku?"
"Entahlah. Tapi kupikir kau berlebihan. "
"Sudahlah jangan kau pikirkan. Apa kau sudah mengerjakan tugas bahasa inggris? Kalau belum, ini punyaku." Mila menyodorkan buku miliknya.
"Terima kasih. Kau memang penolongku, Mil." Henry kemudian pergi ke tempat duduknya lalu menyalin tugas milik Mila.Â
Laila yang melihat kejadian itu segera mendekati Mila. "Apa kau tidak berlebihan, Mil? Setiap hari catatannya kau yang tulis dan sekarang kau juga memberikan tugasmu padanya?"
"Kenapa?" tanya Mila polos.
Laila mengerutkan dahi. " Barusan kau juga membelikan dia minuman, 'kan? Lalu nanti apa lagi? Kau bahkan tidak bisa sehari saja tidak bertemu dengannya," ucap Laila kesal.
"Apa kau tidak suka?" Mila dengan wajah datar menatap Laila yang terlihat marah. "Apa kau tidak suka?" Mila mengulang pertanyaannya.
"Iya! Aku tidak suka!" bentak Laila. Semua siswa di kelas terdiam mendengar suara keras Laila. Gadis itu lalu pergi. Tanda diketahui Mila, Laila menangis tersedu di ruang UKS selama jam pelajaran kedua berlangsung.
Setelah kejadian itu Mila dan Laila tidak lagi bertegur sapa untuk waktu yang lama. Laila yang tadinya duduk sebangku dengan Mila, akhirnya pindah bertukar dengan siswa lain.
Bersambung...