Sky yang hanya kuda itu diam saja terus berjalan mengikuti cahaya putih yang melayang-layang di depannya. Ada sebuah cahaya remang-remang di depan sana—tidak lebih dari 50 meter. Gua ini lurus kadang ada lorong kecil yang membuatnya harus turun dan kadang dapat berjalan sesukanya di atas lantai berpasir gua itu.
Aneh, gua itu tidak ada stalaktit atau stalagmit. Padahal langit-langitnya terus meneteskan air bak menangis. Cahaya itu masih terus diam. Tidak bergerak.
Bayangan dua orang tengah duduk dengan seekor kuda di sampingnya. Nath dan siapa?
Bletakk…
Sebuah batu sebesar apel mengenai baju zirah Artur. Lemparan Kakek tua itu tepat mengenai dada.
“Siapa kau?”
Kakek tua itu langsung mengambil ancang-ancang untuk menyerang.
“Aku tidak punya niat jahat. Tenanglah!” Artur membujuk Kakek tua agar tidak lagi melemparnya dengan batu.
“Nathan?”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI