Satu jam telah berlalu. Mereka kembali melanjutkan perjalanan. Batuan kecil berganti jadi batuan sebesar melon dan semangka. Mata air dari dinding yang tampak menangis membasahi hingga mata kaki.
“Kau mau bunuh diri ke medan perang?”
“Apa ada orang yang datang ke medan perang untuk bunuh diri?”
“Kau!! Datang tanpa persiapan dan hanya membuat orang di sekitarmu akan kesusahan. Batu ruby, mata biru, rambut perak dan 5 mana elemen itu! Sudah cukup membuatmu jadi target utama bahkan bukan oleh musuh kerajaan tapi oleh monster dan penyihir yang akan berbondong-bondong datang. Kau nekat sekali, Nak!”
“Tapi saya sudah berjalan sejauh ini, Kek! Saya tidak akan berhenti untuk sesuatu yang baru saja saya mulai.”
“Aku suka dengan tekad mu. Tapi kau belum terlambat jika berhenti sekarang.”
Suku gurun yang haus darah dengan segerombolan monster jahat telah datang. Aroma batu ruby yang di bawa Nath ternyata benar dapat menarik banyak makhluk dan penyihir datang.
Pintu masuk gua yang di hancurkan oleh Artur kembali di tutupnya dengan batuan. Tapi itu tidak dapat menghalangi aroma batu ruby itu keluar. Artur tidak tahu jika monster itu mengincar Nath. Yang dia tahu, dialah yang telah membuat monster itu terbangun dari tidurnya.
Dua jam sudah kakinya melangkah. Beberapa jejak seseorang melewati jalan yang sama juga temukan. Nath masih hidup dan baik-baik saja.
Artur kembali menaiki kudanya. Cahaya di ujung jarinya ia lepaskan. Terbang seperti kunang-kunang— melayang-layang menyusuri gelap dan lembabnya gua itu.
“Kau dengar sesuatu Sky? Seperti suara kuda, bukan?”