Sebuah tulisan  akan menemukan pembacanya. Rasanya kalimat itu yang ingin terus aku pegang. Ada yang bilang tulisanku terlalu puitis, lalu lagi tulisanku terburu-buru yang terakhir dia bilang aku terlalu banyak menggunakan bahasa yang tidak banyak orang paham. Di awal aku menulis, ada yang bilang aku minim diksi.Â
Aku sempat ingin menyerah, bahkan ketika aku belum lama mencobanya. Lho, kok mencobanya? Iya! Aku memang suka menulis, tapi aku tidak pernah serius belajar menulis setelah lulus SMA, 10 tahun lalu.
Katanya agar aku dapat berkembang, aku harus berani meminta pendapat orang lain mengenai tulisanku, dan aku melakukannya.
Aku selalu berkecil hati saat itu. Aku ingin menangis dan menyudahi apa yang baru saja aku mulai. Tapi percayalah, ketika kamu ingin berhenti saat itu alasan untuk kembali berjuang muncul. Aku yang mulanya berkecil hati tiba-tiba percaya diri, setelah banyak bertemu dengan orang-orang yang mempunyai hobi yang sama, aku banyak belajar. Mencintai karya sendiri itu juga penting. Kalau kau ingin tulisanmu lebih baik lagi, kamu harus banyak membaca lalu menulis lagi dan lagi. Dan aku mengerti.Â
Aku bahkan dapat membedakan tulisanku saat aku sudah banyak membaca dan belum. Dulu aku bercita-cita jadi penulis dan dapat merbitkan buku yang akan di jual di toko buku. Setelah aku dewasa, aku malah berpikir, aku hanya ingin menulis dan menyelesaikan tulisanku, aku menyukai tulisanku dan aku menghargai karyaku tidak peduli apa kata orang yang tidak menyukainya.
