Aku mengawalinya dengan 'sepatu'. Aku memakainya setiap kali akan pergi bersamamu. Ia tidak begitu mewah, harganya juga murah. Tapi bagiku ia istimewa.
Kau membelikannya hampir tiga tahun yang lalu. Harganya tidak lebih dari seratus ribu. Terima kasih aku mencintaimu. Tidak ada yang berlebihan untuk sebuah ungkapkan kasih dan sayang kepada pasangan. Apa yang salah? Jangan kira setelah menikah lalu berhenti bersikap romantis. Aku benci dengan siapapun yang menganggap bahwa setelah menikah romantis itu tidak perlu. Aku ingin melemparkan sepatu ini ke wajah orang tersebut.Â
Aku bahagia hanya dengan sepatu di kakiku. Melindungiku dari bertelanjang kaki. Sekalipun kakiku tidak cantik, tapi aku menyukai saat asa sepatu di kakiku.Â
Aku selalu belajar menyukainya. Apapun yang kau kasihkan kepadaku. Dan sepatu ini salah satunya. Setiap kali aku memakainya itu artinya aku akan pergi bersamamu. Tidak ada yang lain, kau adalah satu-satunya orang yang bosan tak bosan tetap mengajakku pergi.Â
Orang bilang, aku seperti kura-kura yang tidak pergi dari rumah. Tapi percayalah aku tidak anti-sosial, aku hanya tidak menyukai keramaian dan aku tidak cocok dengan seseorang maka, aku lebih baik tidak sering berinteraksi dengannya. Sepatuku seperti menemaniku setiap langkah kakiku, melindungiku dari sesuatu yang melukaiku dan membuat kakiku kotor.Â
Tapi sekarang dia kesepian di dalam rak tertata. Bukan aku tak lagi menyukainya, hanya saja aku memang tidak pergi ke manapun. Dia jauh dan aku terus di sini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI