Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Winter Lily: Jangan Mencintaiku (Bagian 24)

24 Juli 2023   09:50 Diperbarui: 24 Juli 2023   09:53 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi yang cerah dengan suhu udara yang semakin dingin dari hari sebelumnya. Satu lagi lapisan baju yang harus penghuni kastil kenakan. Kayu-kayu perapian telah di tambah dan jendela-jendela tidak lagi di buka. Semakin meninggi semakin terang matahari, tapi sinarnya tak dapat menghapus dingin yang terus merangsek masuk kastil. Hari ini tidak ada latihan. Lapangan di tutup, para pekerja sedang bekerja keras membuat tempat itu dapat digunakan kembali.. Nath baru saja selesai dengan belajar nya. Pagi-pagi sekali gadis itu bangun. Hari ini Artur datang. 

Nath menuruni anak tangga yang terbuat dari pualam. Langkah kakinya merangkai sebuah nada yang menggema di ruangan utama kastil. Gadis itu mengenakan gaun hijau muda dengan rambut di tata sedemikian rupa. Cantik dan anggun. Baru saja Artur datang dan menempati sebuah ruangan. Dua orang pelayan menunduk memberi salam kemudian membukakan pintu untuk Nath. Gadis itu membungkuk memberi salam. Cangkir the yang baru saja diangkat Artur pun kembali ke atas meja. Dengan sopan Artur berdiri dan menyambut calon tunangannya itu.

"Maaf membuat Anda menunggu," ucap Nath membuka percakapan. 

"Saya sedang tidak suka basa basi. Jadi katakanlah apa yang ingin Anda sampaikan hingga meminta saya datang?" 

Aura laki-laki itu sedang suram di pagi yang cerah.

Nath menahan emosi nya untuk kali ini. "Uuummm ... " Kalimat yang sudah terangkai rapi sebelum memasuki ruangan itu tiba-tiba menguap. Nath gagap.

"Katakan saja!" desak Artur.

"Apa saya harus tinggal di kediaman Vandermork setelah kita bertunangan?"

"Tidak!"jawab Artur.

Nath menghela napas lega.

"Anda harus tinggal di kediaman Vandermork sejak hari ini. Saya telah menyiapkan kereta dan meminta pelayan membereskan barang-barang Anda!"

"Tap-"

"Apa Anda sedang menyesali keputusan Anda?"

"Tidak! Bukan itu."

"Baguslah."

Ruangan itu kembali hening.

"Tuan Grand Duke bilang jika kau ingin ke medan perang? Saya tidak keberatan! Anda pasti bisa bertahan dengan kekuatan Anda sendiri tanpa merepotkan siapapun."

"Apa Anda mencintai saya?" 

Artur tersentak. Sedikit senyum terukir di ujung bibirnya.

"Saya mengajukan permohonan pernikahan bukan berarti saya tertarik dengan Anda. Apa perlu cinta dalam sebuah pernikahan bisnis antar keluarga bangsawan? Jawabannya tidak perlu. Anda juga harusnya tahu itu."

"Baiklah! Itu juga jawaban yang saya harapkan."

"Cinta hanya akan membuat kita lemah! Sebaiknya Anda jangan pernah mencintai saya. Karena itu bisa membuat tanah yang Anda pijak runtuh."

Perbincangan itu berakhir dengan dingin. Selepas berpamitan Nath menaiki kereta yang telah di siapkan. Nath duduk berhadapan dengan Artur. Jendela yang menyajikan pemandangan matahari yang mulai bersembunyi menjadi pilihan gadis itu menatap. Hanya Anna dan Jeremy yang ikut. Dua orang itu duduk di kereta lain yang mengikuti di belakang. 

Dingin semakin tidak masuk akal setelah kereta-kereta itu meninggalkan gerbang utama kastil. Nath mulai menggosok-gosokkan telapak tangannya yang tertutup sarung tangan. Suhu dingin telah memasuki kereta mereka. Berulang kali Nath melakukan nya dengan sesekali ia meniup tangannya hingga kabut putih terlihat menyembul.

"Apa kau bodoh? Bukankah kau dapat membuat api dengan satu jentikan jari? Untuk apa kau melakukan hal tidak berguna itu?"

Nath terkejut. Laki-laki di hadapannya tidak lagi bicara formal. 

"Saya tidak mau membakar kereta Anda yang mahal.!"jawab Nath ketus. Sekali lagi Nath mengulangi perbuatannya menggosokkan kedua telapak tangannya.

"Bodoh!" gumam Artur kemudian membuang muka ke arah lain. Kereta terus berjalan perlahan. Perjalanan dari Carperia menuju Grastle tidak lama. Setelah melewati hutan mereka akan masuk sebuah terowongan sihir yang akan membawa mereka langsung ke kastil. Hanya butuh waktu dua jam. Namun itu seakan hampir membunuh Nath karena kedinginan. 

Selama satu jam perjalanan mereka hanya diam, Artur telah sibuk dengan buku dan Nath sibuk menghangatkan diri yang menurut Artur adalah sia-sia. Nath tersadar. Laki-laki di hadapannya itu sama sekali tidak kedinginan hanya dengan bajunya yang satu lapis tanpa mantel. Begitu juga sang kusir yang duduk di luar tengah mengendalikan kuda. 

Nath menarik ujung sarung tangan nya. Mulai mengalirkan mana elemen api-hangat. Percikan api tiba-tiba muncul dan mengagetkan gadis itu. Nath tersungkur dengan kepala nya menabrak dinding kereta. 

"Kau baik-baik saja?" tanya Artur tanpa bergeming dari duduknya. 

Nath diam, "Inikah sifat asli para bangsawan? Menyebalkan!" gumamnya.

"Apa saya harus berlutut dan menanyakan keadaan Anda setelah mencium punggung tangan Anda? Begitukah sikap bangsawan yang Anda mau? Anda terjatuh itu salah Anda sendiri. Mna itu harusnya ana putar di ujung telunjuk Anda dan membiarkannya menyebar menghangatkan tubuh Anda. Bukan mengeluarkannya."

Nath baru tahu jika cara itu bisa membuat tubuhnya hangat secara instan. Selama ini tidak ada yan mengajarkan nya hal seperti itu. 

"Berhentilah menatapku! Bukankah kau sudah berjanji tidak akan tertarik denganku?" ucap Artur.

"Maaf Tuan Duke!"ucap Nath.

"Tidak! Panggil saja aku nama saja. Dan kita tidak perlu bicara formal jika sedang berdua. Apa kau tidak lelah berpura-pura menjadi wanita bangsawan terhormat yang elegan?"

Nath terdiam. Sifat menyebalkan laki-laki itu masih tidak berubah sejak kecil.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun