"Tentu saja, Yang Mulia. Ini bukan hal asing bagi saya."
Memotong pembicaraan bukanlah hal yang sopan, dan Rez pasti tahu itu. Tapi lelaki itu melakukannya. Terang-terangan lelaki itu menunjukkan ketidaksukaannya.Â
"Tentu saja, Anda adalah bangsawan kelas atas yang terhormat." Julia meletakkan sendoknya. Selere makannya telah hilang. Wajah tidak ramah Rez membuatnya ingin cepat meninggalkan tempat itu.
"Apa Anda ingin menu pencuci mulut, Yang Mulia?" ucap Elle menawarkan.
Julia mengangkat tangan kanannya. "Tidak perlu, Elle. Saya sudah cukup kenyang dengan makanannya."
Mengikuti Julia, Rez juga meletakkan sendoknya. "Terima kasih atas perjamuannya."
"Aku tahu jika tidak seharusnya saya menjamu Anda seperti ini, Tuan Crimson. Hanya saja Anda adalah Duke yang akan menikah dengan Putri Ambeer dan ini pertemuan pertama kita secara resmi setelan saya dinobatkan."
"Saya merasa terhormat karena Anda menerima permintaan saya untuk bertemu. Anda tentu sudah membaca lampiran surat saya mengenai perdagangan di wilayah Timur. Tempat itu mempunyai potensi yang tinggi untuk jalur perdagangan baru, tapi karena tempat itu terlalu jauh sehingga banyak aliansi pedangang mengurungkan niat mereka untuk memulai berbisnis di tempat itu." Rez melirik teh yang baru saja Elle tuangkan. "Teh itu adalah teh terbaik dari timur. Hanya ada perkebunan kecil, teh di sana di jual secara terbatas dan hanya kalangan tertentu yang dapat menikmatinya. Saya berencana untuk membuka perkebunan baru dan mengajak penduduk lokal dalam bisnis ini. Jika kerajaan mendukung langkah saya, saya akan segera mengirimkan rencana bisnis saya."
"Baiklah."Â
Rez terkejut dengan jawaban Julia. Dahinya terlihat berkerut.
"Apa jawaban saya tidak membuat Anda puas? Saya tahu jika Anda adalah pebisnis yang andal. Jadi lakukan saja. Istana akan membantu Anda."