Raja menjadi orang pertama yang mengajak Julia berdansa. Selama hidup, Yuri tidak pernah sekalipun belajar dansa, namun tubuh Julia seperti menyimpan kenangan bahwa dirinya pernah mempelajari setiap gerakan dansa. Tidak sekalipun sepatunya menginjak kaki Raja atau gaunnya yang panjang. Semua orang bertepuk tangan, setelah membungkuk sopan, Julia kembali ke tempatnya bermula---singgasana Tuan Putri.
Musik mengalun kembali. Tangan-tangan saling bersambut, tertaut dalam melodi halus yang mengalir di tiap celah aroma wine dan gula. Ruangan sebesar lapangan berkuda itu terisi orang-orang yang terhanyut dalam gerakan. Hanya satu orang yang memilih pergi. Dia adalah Rez. Mungkin dia tidak suka dengan pesta dan kegaduhan. Tapi ketidaksopanannya membuat masalah baru. Ambeer akan jadi bahan olokan selama seminggu oleh para bangsawan karena sikap calon tunangannya yang tidak mengajaknya berdansa. Berlalu pergi dan tak kembali hingga pesta itu berakhir di tengah malam.
Ambeer mempunyai pribadi yang lemah lembut. Pendiam namun licik. Cerdas dan pandai bermain teka-teki. Salah satu tokoh yang sangat dikagumi oleh Yuri. Saat Yuri di dalam tubuh Julia, matanya bahkan tak berkedip, melihat kecantikan perempuan yang satu tahun lebih muda dengannya itu.
"Apa ada sesuatu di wajahku, Kak?" tanya Ambeer.
"A-ah! Tidak! Tidak ada," jawab Julia panik. "Hanya saja, Tuan Putri sangat cantik."
Pipi Ambeer memerah. "Tidak, Kakak justru lebih cantik dariku. Lihat saja rambut Kakak yang panjang, bulu mata Kakak lentik," tunjuk Ambeer pada rambut Julia.
Mata Ambeer sunggu cantik. Hijau seperti batu Ambeer, sesuai sekali dengan namanya. Rambutnya hitam sama seperti Raja. Kulitnya putih pucat dan ada lesung di pipinya. Rupa sempurna untuk seorang Putri.[[
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H