"Kak! Bagaimana jika nanti mereka membunuh kita?" Seorang bocah laki-laki berdiri memegangi jeruji besi. Ia tengah dikurung bersama kakak perempuannya.
"Diamlah! Kau pikir kita akan mati semudah itu, heh?" sahut sang kakak.
Teng .. teng.. Â
Seorang Sipir memukulkan tongkatnya ke jeruji besi menimbulkan suara berisik. "Diamlah bocah! Atau aku sumpal mulut kalian!" bentaknya.
Kedua kakak beradik itu menelan ludah. Ketakutan. Sipir itu tinggi besar dengan kumis tebal yang hampir menutupi bibir atasnya---menyeramkan. Bahkan lebih menyeramkan dari penagih utang yang sering datang ke rumah mereka.
"Andai saja kita punya orang tua," keluh sang Adik. "Apa sungguh kita tidak mempunyai Ayah atau Ibu, Kak?"
"Penagih utang yang selalu datang mencari kita sudah cukup membuktikan kalau kita pernah punya orang tua!"
Dengan pakaian lusuh keduanya duduk beralaskan jerami. Meratapi nasib buruk yang tidak berhenti mengikuti mereka. Dua jam yang lalu mereka baru saja tertangkap karena terbukti mencuri roti di sebuah kedai. Dua remaja miskin yang kelaparan sedang berusaha untuk tetap hidup.
Di sebuah Ibu Kota Kerajaan yang ramai dengan segala hiruk-pikuknya. Dua anak manusia itu berjuang saling menjaga satu sama lain. Tidak ada Ayah atau Ibu. Mereka tidak mempunyai keluarga atau sanak saudara, rakyat jelata. Nasib keduanya setelah ini mungkin tidak akan jauh dari penjara kemudian di jual sebagai budak oleh si pemilik kedai, karena tidak dapat mengganti rugi atau yang paling ironis adalah mati. Sebuah roti harus mereka bayar dengan nyawa. Sungguh tidak masuk akal.
Gadis itu adalah Julia. Julia Rossettini. Tokoh jahat dalam sebuah novel yang berjudul 'Hilangnya Mahkota Raja' dan Yuri sekarang masuk dalam tubuh Julia. Gadis yang malang. Karena dalam novel, Julia hanya akan mati di tangan adiknya yang terobsesi dengan tahta.Â
Satu bulan lalu Yuri terbangun di pagi hari mendapati dirinya sebagai perempuan miskin di sebuah gubuk reot dengan tubuh yang kurus kering serta kelaparan. Sangat mengenaskan.
Hingga akhirnya dia sadar jika dia memasuki dunia lain dari sebuah novel yang pernah di bacanya 15 tahun lalu. Novel yang ditemukan di tumpukan sampah di depan rumahnya. Kehidupan baru yang tidak mudah untuk kedua kalinya telah bersiap menyambut Yuri.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H