Seruni terdiam. Perkataan ibu mengusik pikirannya sekarang. Bagaimana bisa dia menikah dengan seseorang yang dia tidak cintai.Â
"Aku---emm ...," ucap Seruni ragu.Â
"Kamu nggak perlu khawatir, Ni. Mas nggak akan maksa kamu buat menerima Mas, kok. Kalau kamu mau mundur---masih ada waktu."
Wajah Seruni tiba-tiba berbinar. "Sungguh? "
Faiz mengangguk. "Mas sudah menunggu kamu selama lima tahun. Jadi tidak masalah jika harus menunggumu sebentar lagi."
"Mas Faiz beneran nggak akan maksa Seruni buat terima Mas Faiz?"
Faiz tersenyum tipis. Ada rasa sakit yang tengah mengalir di seluruh penjuru hatinya. Tinggal selangkah lagi dia akan bersanding dengan Seruni --- sang Pujaan hati. Tapi gadis itu lebih memilih menundanya.Â
"Mas akan membuat Seruni yakin menikah dengan Mas. Dan Mas cuma ngasih kamu waktu berpikir tiga bulan, itu juga waktu yang Mas kasih ke diri Mas sendiri. Apapun keputusanmu hari itu, Mas coba menerima."
Seruni menatap langit yang gelap. Mungkin seperti itu juga gambaran hati Faiz sekarang, gelap dan sepi. Gadis itu menghela napas panjang. "Aku cuma takut," ucap Seruni terhenti, "aku takut kalau aku mengambil keputusan yang salah."
"Mas mengerti, Ni."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H