Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Winter Lily; Kekuatan Rahasia(bagian 3)

27 Juni 2023   07:49 Diperbarui: 12 Juli 2023   10:29 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah para prajurit itu lewat, Nathan dan Nath berlari melawan arah jalan pulang. Tanpa sadar mereka terjebak di sebuah hutan di tepian sungai yang merupakan perbatasan wilayah Carperia dan Hutan Iblis Gunung.

"Kakimu terluka," ucap Nathan setelah melihat gaun berwarna jingga milik Nath terkibas karena berlari. "Naiklah!" seru Nathan sambil berjongkok di hadapan Nath.
"Tidak! Tubuhku berat," ucap gadis kecil itu menolak.
"Kau itu kurus. Lihatlah tubuhku jelas lebih besar, aku juga lebih tua darimu. Cepatlah naik agar kita cepat sampai," ucap Nathan terdengar memerintah.

Dengan terpaksa, Nath naik pada punggung Nathan. Kakinya sungguh sakit. Semakin lama hari semakin gelap langkah Nathan yang tadinya cepat berubah menjadi sedikit melambat.
"Apa kau lelah? Turunkan aku saja!" pinta Nath.
"Tidak. Aku hanya tidak mau menginjak ranting dan membuat kegaduhan."

Nath tidak mengerti dengan ucapan Nathan, tapi dia berusaha untuk tidak banyak bertanya. Nathan sudah banyak sekali membantunya hari ini. Bahkan dengan kaki kecilnya---tubuh Nathan kini sedang menggendong Nath yang terluka.
Nathan menghentikan langkahnya. "Ck .. Sial!" gumamnya.
Nath mengernyitkan dahi. "Ada apa?"

Nathan tidak menjawab. Langkahnya terhenti saat segerombolan serigala lapar yang mencium aroma darah menghadang mereka. Nathan segera menurunkan Nath dan menarik pedangnya. Tidak ada ketakutan yang tergambar dari wajahnya. Satu persatu serigala itu tumbang---sayangnya jumlah mereka tidak berkurang atau mundur; mereka justru semakin banyak dan terus bergerak maju.

Saat Nathan sedang bergumul dengan para serigala tiba-tiba Nath berteriak. Seekor serigala menarik gaunnya dan menyeretnya kencang. Tangan kecil Nath berusaha bertahan dengan mencoba berpegang pada apapun. Tapi dia tidak mampu. Serigala itu terus menariknya lebih dalam memasuki hutan. Nathan menoleh dan melihat Nath semakin jauh dibawa ke dalam hutan. Suaranya semakin samar terdengar. Bocah lelaki itu segera berlari mengejar Nath. Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara ledakan yang sangat besar.

Duaarrr.....

Nathan menunduk dan menutup matanya karena cahaya yang keluar sangat menyilaukan. Selang beberapa waktu, Nathan kembali mencari Nath. Langkahnya semakin kencang, dilihatnya sebuah cekungan dengan puluhan ekor serigala yang mati tercabik-cabik di sekelilingnya. Dan Nath yang sedang duduk menutup telinga berada di tengah cekungan itu. Bocah itu tertegun; tidak tahu apa yang terjadi. Nathan yang terkesiap lalu menghampiri Nath. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Nathan. Nath hanya terisak. Tubuhnya bergetar ketakutan.

Tanpa bicara sepatah katapun mereka berdua melanjutkan perjalanan untuk pulang, Nath yang mendapat luka baru kembali digendong oleh Nathan hingga sampai di sebuah terowongan.

"Kau masuklah, di ujung terowongan ini adalah kamar para pelayan," ucap Nathan sambil menurunkan Nath dari punggungnya. "Dan ini untukmu." Sebuah jimat giok dengan pita biru. "Katanya ini jimat agar kau tetap sehat. Jangan pedulikan apa yang orang lain ucapkan. Tetaplah bahagia dengan hidupmu. Kau juga tidak perlu mencari tahu apa yang tidak perlu kau tahu. Kau pasti akan baik-baik saja karena banyak orang yang mencintaimu." Nathan tersenyum. Lambaian tangan menjadi tanda perpisahan keduanya. Nath yang tengah di depan sebuah terowongan yang gelap dan lembab itu, hanya terdiam. Ada keraguan untuk membalas kalimat Nathan dan lambaian tangannya itu, kakinya pun enggan melangkah masuk. Nathan yang kembali menoleh melihat gadis itu masih diam, akhirnya berbalik dan memutuskan mengantarkannya sampai ujung terowongan.
"Jika kau takut, aku akan mengantarmu. Mungkin ini bantuan terakhirku."
Nath masih terdiam.
"Nona!"

Teriakan itu terdengar sangat keras dari depan sebuah bangunan kecil tempat tinggal pelayan. Itu adalah Rosaline. Perempuan berlari ketika melihat Nath terhuyung keluar dari sebuah celah di sekitar pohon tua. Nath melihat ke arah belakang dan melihat terowongan itu kosong, Nathan sudah pergi.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun