Nathan berdiri dan naik ke atas tepian kolam untuk memperluas pandangannya. “Di ujung jalan ada prajurit keluarga Duke sedang melakukan patroli. Kabarnya Nona Nath hilang,” ucap seseorang yang lewat di hadapan Nath dan Nathan. Nathan turun melompat lalu mencondongkan badannya dan berbisik, “Sepertinya kesenangan kita sudah selesai, ayo kita pergi,” ucapnya. Nath yang merasa kecewa menarik napasnya panjang “Baiklah, ayo.” Keduanya bangkit dan berjalan. Langkah Nath terhenti saat mendengar seseorang berkata tentangnya.
“Apa Nona Nath yang tidak jelas asal usulnya itu? Dia bukannya hanya anak di luar nikah dari Tuan Grand Duke?” bisik seseorang di tepi jalan. “Tapi sepertinya Tuan Grand Duke sangat menyayanginya. Sampai mengerahkan prajurit sebanyak itu hanya untuk mencari anak itu.” “Psstt.. jaga ucapan kalian. Kalau sampai ada yang mendengar dan melaporkannya, kalian bisa dipenggal!” Nathan menarik tangan Nath ke sebuah lorong sempit, dengan terburu-buru mereka bersembunyi di balik tumpukan kotak-kotak kayu bekas.
“Ssttt…” Jari telunjuk Nathan memberi isyarat agar Nath tidak bersuara. Nampaknya di depan ada segerombolan prajurit keluarga Duke yang datang. “Kau tak apa?” Nathan mencoba membuka pembicaraan. “Aku baik-baik saja.” “Orang-orang hanya asal bicara.” "Aku baik-baik saja. Sungguh.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H