Jangan Gunakan Minyak Kayu Putih Berlebih Kalau Tidak Mau Mengalami Apa yang Aku Alami

berbagi cerita  dan fakta dengan para pembaca mengenai bau minyak yang menemani dari dari zaman kezaman tak lengkang oleh waktu.  Saya adalah seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak, kesehariannya bekerja dan beraktifitas dengan di temani aroma minyak kayu putih. namun simak kisahku yang unik dan aneh ini...Dua ribu sepuluh silam aku dan suamiku bekerja untuk di perkebunan karet untuk menderes  setiap harinya. Setelah sholat subuh sekitar pukul 05;00 kami sudah berada di kebun karet untuk menderes karet, kami menggunakan lampu senter sebagai pembantu untuk memberikan pencahayaan agar  pohon karet tampak sehingga bisa di sadap/diambil getahnya.  

Sebelum berangkat kekebun tak lupa aku dan suami meluluri minyak kayui putih di bagian tangan dan leher serta kaki agar terhindar dari gigitan nyamuk, perlu di ketahui nyamuk yang berada di kebun karet itu sungguh luar biasa banyaknya, bunyinya nyamuk seiring dengan bunyi goresanpisau tampas yang sedang mengeksekusi pohon karet. Namun karena kami sudah mengantisifasinya dengan meluluri bagian tubuh yang terbuka dengan olesan minyak kayu putih, sehingga nyamuk tidak menggigit hanya suaranya yang mengingi dan membuat geli rasa sanya. Namun karena kami sudah terbiasa bahkan sudah sangat akrab dengan keadaan sedemikian maka sudah tidak menjadi masalah lagi bagi kami.

Saya yang mempunyai riwayat sesak napas maka sudah di pastikan kalau saya tidak bisa menggunakan racun nyamuk baik yang di bakar atau di oleskan ketubuh sebagai lotion. Sangat berguna sekali minyak kayu putih bagi saya khususnya. Sehingga tiada hari tanpa minyak kayu putih tentunya.

Ada sebuah kejadian yang aneh dan di luar dugaanku, aku pernah mengalami alergi minyak kayu putih, kisahnya seperti ini aku seorang yang sering mabuk kendaraan darat, sehingga ketika itu ada acara ulang tahun adik sepupuku dan orang tuanya merayakan dengan cara mengajak jalan-jalan ke kota Palembang, padahal jarak kota palembang dengan tempat tinggalku mempunyai jarak tempu sekitar 5 jam perjalanan dengan mengendarai mobil. 

Sebelum berangkat ke kota Palembang aku sudah menyiapkan berbagai pernak pernik  biasanya yang disiapkan untuk kemping dari tempat duduk, makan dan minum sampai obat-obatan yang di perlukan, tak lupa juga kami menyiapkan minyak kayu putih, bahkan ayuk iparku tak tanggung-tanggung dia membawa minyak kayu putih yang super jumbo. Kami berangkat dengan supir dan mobil yang sebelumnya sudah kami rental sehingga kami bisa leluasa dan seluruhnya kami isi dengan semua anggota keluarga.

Di sepersepuluh perjalanan yang artinya baru berjalan sekitar 10 km, kepalaku sudah mulai pusing dan berdenyut-denyut dan perut rasanya sudah mual. Kemudian tak selang beberapa menit akhirnya keluarlah isi sebagian perut, padahal dari pagi sudah diantisifasi untuk tidak makan sesuatu apa pun agar terhindar dari mabuk.  

Namun apa mau di kata semuanya sudah tidak bisa di bendung dan di luar kendali untuk tidak mabuk kendaraan saat itu, yang lebih parahnya lagi adik ayuk iparku yang duduknya di jok mobil paling belakang sepanjang perjalanan ketika mobil dalam keadaan berjalan dia akan mutah-mutah lebih parah dari aku, kalau aku mabuk hanya sepertiga perjalanan sesudahnya hanya pusing-pusing sedikit dan hilang dengan sendirinya seiring dengan melajunya mobil. 

Namun adik yang duduk di belakangku sepanjang perjalan tak henti-hentinya muntah. Bahkan kami sempat bingung di` buatnya ketika  kendaraan mobil di berhentikan lajunya dia akan sehat bugar bagaikan tiada terjadi apapun hanya kelihatan sedikit lesu. Namun kami tetap melanjutkan perjalanan dan tidak mengurungkan niat kami untuk jalan-jalan merayakan ultah adik sepupuku ya meskipun sepaanjang perjalanan di temani dengan suara hoekkan dan suara musik yang mengalun. Sebenarnya ketika itu kami ada rasa iba juga dan akan mengurungkan niat untuk jalan-jalan namun apa mau di kata  perjalanan kami sudah setengah perjalanan.  Namun ya anehnya itu tadi ketika mobil berhenti dan simabuk keluar mobil dia akan berbicara dan berjalan seperti sedang tidak terjadi apa-apa. Sepanjang perjalanan minyak kayu putih di gunakan dan botol besar itu hampir habis setengahnya ketika sampai di tujuan, dengan demikian sudah bisa di pastikan ketika pulang minyak tersebut  habis.

Benar sekali minyak tersebut sampai di rumah habis, sehingga  menyengatnya bau minyak kayu putih di padu dengan AC mobil tentunya kloop dan sudah di pastikan kita akan mengalami oper dosis. Aku sampai di rumahpun masih trauma dengan minyak kayu putih. Ketikka aku bau minyak kau putih aku akan merasa pusing dan mual serasa aku masih di dalam mobil. Sehingga minyak yang seharusnya menjadikan aroma teraphi yang terbaik namun sangat menghantui ketika itu, kejadian trauma itu menimpaku hampir dua tahun lamanya aku tidak bisa bau minyak kayu putih.  Sungguh hal tersebut sangat membuat aku tidak nyaman. Bagaimana tidak setiap langkah dan orang yang kita temui sebagian besar pengguna dan pemakai minyak kayu putih. Sehingga jika ada yang mengalami seperti yang kua alami sudah bisa di pastikan itu sangat menyiksa dan menyakitkan.

Aku tidak bisa mengingat dengan pastinya kapan aku bisa akrab dan nyaman dengan bau minyak kayu putih kembali, yang pasti ketika itu aku sedang di rawat di RS karena penyakit asmaku kambuh susah bernapas, tidak bisa bernapas tanpa bantuan Oksigen. Nah ketika di rumah sakit itu aku tidak lagi terbayang dalam mobil dan pusing-pusing lagi ketika membau aroma minyak kayu putih yang ketika itu di pakai oleh saudaraku yang datang menjenguk dan suamikupun mengurut dadaku dengan olesan minyak kayu putih demi untuk membantu pernapasanku. Sehingga sampai aku keluar dari rumah sakit dan sampai saat ini aku kembali akrab dengan aroma minyak kayu putih.