Mohon tunggu...
wulan sari
wulan sari Mohon Tunggu... Ibu Rumah tangga -

Seorang Ibu Rumah Tangga, yang ingin anak-anaknya bisa sukses dan mandiri dunia dan Akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Listrik PLN Matahari Keduaku

21 April 2016   20:33 Diperbarui: 21 April 2016   20:46 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Listrik Pintar, sumber www.pln.co.id"][/caption]Listrik adalah sumber kehidupan kedua, dalam kehidupan yang serba menggunakan listrik. Dari terbitnya matahari sampai terbenam dan terbit kembali hampir 80% kehidupan menggunakan listrik. Sehingga di perlukan listrik PLN yang pintar, artinya jika hampir pekerjaan rumah dan usaha kecil  dan besar menggunakan energi listrik PLN, tentunya harus cerdas dan efektif dalam menggunakan energi listrik. Kini ada program pemerintah Listrik prabaya yang dalam penggunaan dan efektifitas jauh lebih baik di bandingkan dengan listik pascabayar. Listrik prabayar dalam penggunaannya  bisa terkonntrol dan bisa di kendalikan oleh individu atau keluarga yang memakainya dalam kebutuhan.

Kalau menengok kebelakang kehidupan tanpa listrik sangat menyedihkan. Kira-kira  sepuluh tahun yang lalu aku dan daerahku ketika malam tiba yang ada hanya kegelapan terkecuali saat tiba malam bulan purnama, anak-anak desa akan bermain di luar rumah hanya untuk bisa menikmati terangnya bumi terkena sinar rembulan yang tidak bisa di nikmati setiap malam. Ketika belajar menggunakana lampu “ublik”  sedihnya saat pagi mandi harus bekerja ekstra membersihkan kotoran hidung yang hitam akibat dari asap lampu “ublik”, namun meskipun demikian prestasi ku tetap masih bisa di pertahankan, walaupun bukan  yang pertama  di kelas namun bisa tetap bersaing dengan temanku yang lain yang bisa memiliki pasilitas lampu listrik PLN dan perlengkapan belajar lainnya. Ketika itu aku sekolah di ibu kota kabupaten yang memiliki jarak tempuh sekitar 8 Km. Sehingga teman-temanku adalah orang-orang yang memiliki pasilitas listrik PLN. Sedangkan aku anak pinggiran kabupaten yang berjuang untuk pendidikan meskipun harus sekolah dengan jarak yang lumayan jauh dan di tempuh dengan sepedah, semua ku jalani  dengan senang hati karena banyak teman-teman yang  senasib.  

Sebenarnya di desa kami sudah masuk listrik sekitar 1 tahun akan tetapi orang tuaku belum memiliki uang untuk bisa menyalur listrik PLN sendiri. Aku sering berbicara dengan orang tuaku dan menyarankan (sebenarnya pada waktu itu bukanlah saran lebih kepada rayuan kepada orang tua) untuk bisa menyalur PLN. Karena hidup dengan lampu PLN itu lebih baik dan akan menambah semangat belajarku, tidak seperti belajar menggunakan lampu minyak, yang menghitamkan hidung” rayuku pada orang tua.  Namun karena kondisi keuangan orang tua, jadi kami belum memiliki listrik sendiri. Ku mencoba untuk bersabar dan berdoa semoga saja orang tuaku memperoleh rizki yang lebih sehingga bisa menyalur PLN di rumah sendiri dan bisa terang rumahku dan belajarku bisa lebih nyaman dan bersemangat.

Seperti hari-hari biasanya aku berangkat sekolah dan pulang sekolah telah menjadi rutinitas setiap harinya, tanpa ku hiraukan lagi ketika malam tiba aku harus belajar menggunakan lampu minyak. Biasanya untuk mengerjakan pekerjaan rumah ku kerjakan di siang hari, sehingga malamnya hanya buka-buka buku sebentar. Jarak tempuh sekolah ku yang lumayan jauh dan ku tempuh dengan menggunakan sepedah “ontel”. Membutuhkan waktu istirahat yang lebih ketika pulang sekolah, meskipun demikian  semuanya di jalani dengan senang hati. Kala itu ada yang berbeda siang ketika ku pulang aku pulang sekolah ada yang beda di rumahku ternyata orang tuaku akan menyalur listrik dari tetanggaku yang sudah memasang listrik terlebih dahulu, ayahku meminta bagi listriknya meskipun hanya untuk 3 lampu saja dalam semalam, hal itu sudah membuatku senang dan merasa bahagia sudah bisa menikmati terangnya ketika dimalam hari, “selamat tingga lampu minyak engkau akan menjadi kenangan telah menerangi kehidupan dan menemani malam-malamku”, bisik hatiku. Kini ketika malam dan kami menyalakan lampu listrik PLN sangat beda dengan terangnya lampu minyak, lampu listrik PLN akan menjangkau semua sudut ruangan dan semuanya terasa menyenangkan.

Ada cerita tersendiri di balik terangnya lampu listrik PLN pertama kali di rumahku. Ketika itu umurku sekitar 15 tahun aku duduk di bangku sekolah tsanawiyah. Sedangkan yang membantu memasangkan kabel listrik dan menyambungkan di tetangga sebelahku di bantu oleh seorang pemuda tetangga desa kami yang bisa dan mahir dalam urusan listrik PLN meskipun bukan petugas resmi. Kalau di bantu petugas PLN resmi tentunya hal itu tidak di lakukan. Karena hal demikian tidak di perbolehkan oleh pihak PLN. Aku mengetahuinya ketika sudah terdengar tetangga desa yang jauh sudah di adakan pemutusan untuk satu meteran yang di salurkan kebanyak rumah. Sehingga ayahku menyuruh pemuda tersebut untuk bisa membantu memasangkan dan menyambungkan kabel listrik dari tetanggaku. Ya meskipun pada akhirnya ayahku mempunyai meteran sendiri. Berawal dari perkenalan memasang listrik di rumahku, kami menjalin hubungan sahabat karib dan kini  Pemuda tersebut telah menjadi suamiku, berawal dari terangnya lampu listrik di rumahku di tambah dengan terang dan gembiranya hati yang mulai terisi dengan terangnya pujaan hati kala itu. Kala itu pemuda yang kini menjadi ayah dari anak-anakku juga masih menempuh pendidikan yang sama hingga kami mempunyai komitmen kami harus mencapai cita-cita terlebih dahulu baru berumah tangga, Dia dua tingkat lebih dulu pendidikannya ketimbang aku. Sampai kami sama-sama meraih gelar sarjana starta satu baru kami menikah hingga sekarang umur pernikahan kami telah memasuki tahun ke enam dan kami telah di karunia satu putra dan satu putri. Tidak hanya berhenti disitu hubungan kami yang bersinggungan dengan listrik PLN, karena kecintaan dan kemahirannya dalam dunia listrik Hingga akhirnya dia memutuskan untuk membuka usaha pembayaran listrik online.

Dari usaha suamiku tersebutlah aku jadi sedikit banyaknya tahu tentang dunia listrikPLN, yang tadinya aku hanya bisa memakai dan menggunakan peralatan dengan listrik PLN. Setiap harinya aku yang menunggu usaha pembayaran rekening listrik online, dari situ aku banyak mendapatkan keluhan pelanggan PLN, padahal sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan tugas kami sebagai pelayanan pembayaran rekening PLN, ya maklum orang desa masih bingung membedakan mana yang memang tugas petugas PLN dan yang mana yang hanya usaha. Namun karena kami orang desa banyak tolong menolongnya sebisa mungkin kami tolong. Pengaduan dan ketidaknyamana pengguna PLN kami tampung dan yang bisa kami carikan solusi tentunya kami berusaha untuk membantu. Rata-rata mereka mengeluhkan pemadaman yang sering terjadi dengan ketidak sesuain bayaran yang harus mereka bayar per bulannya, dan ternyata ketika selidik punya selidik di daerah kami tukang caternya jarang berangkat kemungkinan hanya main tebak saja bayaran pelanggan pascabayar listrik PLN. Namun sekarang bersyukur di tempat kami sudah ada caternya dan aktif berangkat setiap bulannya sehingga jarang yang mengeluh dengan bayaran yang tidak menentu. itu apa yang mereka keluhkan. Di singkat ceritanya akhirnya orang tuaku menyalur PLN sendirtambah lagi sekarang sudah banyak di daerah kami  yang memakai listrik prabayar, hal ini dapat dilihat dari pelanggan yang membeli pulsa listrik secara online.

Secara tidak langsung dengan usaha kami ini kami bisa berkomunikasi langsug dengan pelanggan listrik PLN dan membedakan antara yang memakai listrik prabayar dan pascabayar. Sehingga kami bisa mengambil suatu kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurut komentar para pelanggan listrik PLN.

Komentar Kelebihan dan kekurangan pelanggan pascabayar

kelebihan memakai duluan baru bayar tagihan mau punya uang atau tidak, semuanya tidak berpengaruh dengan nyala lampu Listrik PLN, artinya punya uang maupun tidak listrik tetap menyala.kemudian susahnya ada, tiba tagihan listrik PLN, sedangkan  uang yang seharusnya untuk membayar tagihan listrik PLN harus terpakai untuk yang lainnya terpaksa harus kucing-kucingan dengan petugas PLN.

Sedangkan komentar pelanggan listrik prabayar adalah

Kelebihannya mereka bisa mengatur sendiri penggunaan listrik PLN sehingga bisa berhemat dan sesuai dengan penghasilan mereka yang rata-rata petani, ini ada pembuktian dari kesaksian mereka dengan pulsa PLN Rp 50.000,00 bisa di gunakan 1 ½ bulan lebih dengan pemakain rumah tangga ada lampu ada televisi, pompa air dan lain sebagainya.  

Pendapat mereka kekurangannya kalau mereka tidak memiliki uang sama sekali dan listrik mati, akan tetapi mereka dapat menyiasati dan mengantisifasi agar tidak terjadi hal demikian, kalaupun terjadi mereka akan berhutang terlebih dahulu di loket kami, dengan perjanjian yang tidak lama, paling lama satu minggu.

[caption caption="Listrik Hemat, Sumber inibaik.com"]

[/caption]Sehingga dapat disimpulkan dari pendapat dari para pelanggan penggunaan listrik prabayar lebih hemat dari pada listrik pascabayar, penggunaan listrik prabayar lebih banyak kelebihannya, privasi lebih terjaga, tidak akan terjadinya keterlambatan bayar dan lebih tagih ataupun kurang tagih. maka disarankan untuk beralih ke listrik pintar, saya sudah membuktikan sendiri perbedaannya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun