Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Suka membaca apa saja, sesekali menulis sekedar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Aku dan Ibu.

22 Desember 2024   15:18 Diperbarui: 22 Desember 2024   15:18 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku membantah perintah ibu untuk pertama kalinya. Dan menagih janji ibu bahwa aku boleh memilih jalan hidupku sendiri, usiaku sudah cukup dewasa.

Akhirnya ibu tak memiliki kata lagi untuk menahan keinginan ku. Beliau hanya berpesan satu hal," Di mana pun kau berada, apapun yang kau lakukan, jangan pernah tinggalkan salat dan membaca kitab," ucapnya lirih diantara titik -titik bening yang membasahi pipinya, ketika melepas kepergianku.

Dan mulailah aku berkelana dari satu kota ke kota lain, dari satu pulau ke pulau yang lain menjelajahi wilayah negeri ini. Menuntaskan rasa ingin tahuku.

Bagaimana caraku?

Dalam rencanaku, aku akan bekerja dulu di kota tempatku meraih gelar sarjana. Sedikit demi sedikit aku menabung. Hidup berhemat namun tetap sehat, menghindari makanan instan dan siap saji yang mungkin mengandung zat-zat yang merusak kesehatan. Yang pasti, kesehatan adalah hal yang utama bagiku.

Satu tahun, dua tahun, maksimal tiga tahun, aku akan berhenti bekerja dan menuju ke kota lain, untuk merasakan bagaimana hidup di kota itu, bagaimana kehidupan masyarakat di situ, dst dst.

Prinsipku sederhana saja, kujalankan pesan ibu untuk tidak meninggalkan salat dan membaca kitab. Pondasi ini sudah ibu tanamkan dalam, di lubuk hatiku.

Aku yakin dan percaya, Tuhan selalu bersama ku, jika aku menjaga imanku.

Terbukti di setiap masalah dan musibah, Tuhan senantiasa memberi petunjuk dan menuntun setiap langkahku dengan cara yang terkadang tak terduga. 

Menjelang lebaran adalah masa yang penuh dilemma bagiku, ketika alu berada di kota, di pulau yang jauh, biaya perjalanan sudah pasti akan menggerus saldo rekening ku, padahal ada satu tempat yang ku incar untuk tujuanku di tahun berikutnya.

 Ah, ditunda dulu mudik, pikirku. Paling juga dua  atau tiga hari saja hebohnya lebaran, setelah itu sudah biasa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun