Ini yang menjadi alasan saya menepi ke Kota Batu, ternyata gaya hidup yang saya jalani kini marak disebut slow living.
BAGAIMANA CERITANYA SLOW LIVING DI KOTA BATU?
Nyaman, tenang dan damai, jauh dari kebisingan, kemacetan dan polusi.
Walaupun Batu kota kecil yang hanya terdiri dari 3 kecamatan, tetapi ini kota wisata yang sudah modern. Fasilitasnya tidak kalah dengan kota Malang, namun kota Batu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kota lain.
Udara bersih dari polusi, sejuk, kipas angin dan AC kurang dibutuhkan bagi kami warga kota Batu.
Airnya jernih langsung dari sumbernya. Ada PAM desa, saya hanya kena Rp.30.00 maksimal, setiap bulan.
Untuk kebutuhan sehari-hari cukup belanja di warung, semua tersedia, sayur mayur segar yang baru dipetik, ikan, ayam dll, Denga harga murah.
Jika dikaitkan dengan UMR, misalnya pendapatan perbulan minimal Rp.2.500.000. cukuplah.
Meskipun relatif, tergantung orangnya juga sih. Itu sebagai gambaran kasarnya saja, menurut saya, yang sudah menjalani selama hampir 3 tahun ini.
Kota ini aman, tidak terdengar ada copet, maling, apalagi perampokan.
Masyarakat nya guyub, gotong royong, interaksi sosial akrab tanpa sekat agama dan kasta.