Hai, kamu yang di sana, masihkah mengingat daku? Berbilang tahun telah berlalu sejak kita melepas baju toga biru.
Banyak hal kita lewatkan bersama, namun tak jua membuat asmara berpadu. Kau  dengan keinginanmu dan aku dengan cita-cita ku.
Kita mengira suka sama suka sudahlah cukup, tak perlu ada cinta. Semua akan berjalan baik-baik saja.
Merasa mampu memilih dan memilah mana yang menjadi prioritas dan mana yang hanya sekedar keisengan belakaÂ
Ternyata kemudian, kebersamaan kita lah yang sekedar keisengan belaka, bukan tujuan masa depan bersama.
Jika lalu kita berpisah, pun tak ada yang terluka. Sejak itu kita pun meniti jalan yang berbeda. Tidak saling berkabar, apalagi janji bersua.
TAk sedikit teman bertanya-tanya, mengapa pasangan yang tampak serasi lalu berpisah. Mereka takkan mengerti, sesama scorpio sangat pencemburu, meski setia kawan, pun bisa menjadi musuh yang mematikan.
Namun kita selalu menepati sebuah janji, untuk tidak saling menyaingi. Hanya akan mengikuti kata hati. Pada akhirnya perpisahan jalan terbaik.
Dan aku melihatmu tampil di layar kaca. Tokoh muda, pengusaha sukses yang mendapat anugerah penghargaan.
Rasanya sulit ku percaya, bahwa itu dirimu. Hingga aku memastikan bertanya kepada teman sekampus dulu.