Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Suka membaca apa saja, sesekali menulis sekedar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memberi Maaf Itu Mudah

17 Agustus 2024   07:02 Diperbarui: 17 Agustus 2024   07:04 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: istckphoto.com

KU TITIPKAN SETIA PADAMU, MENGAPA TAK KAU JAGA?

Ini ujian dari Tuhan, lulus dan tidaknya tergantung seberapa tebal iman di dada.

Dikhianati oleh pasangan tersayang itu, sakit hati bukan kepalang. Luka yang tak nampak namun tak mudah disembuhkan.

Perbuatan itu tak termaafkan dan serasa seumur hidup tidak akan terlupakan. Perasaan saya seperti itu ketika peristiwa itu terjadi.

Lalu saya instrospeksi diri, pasti ada sebab sehingga timbul akibat. Bisa jadi saya ikut andil menciptakan peluang si dia berkhianat.

Demi ambisi, mengejar prestasi, saya harus terbang melintas pulau, dan dia berjanji akan menunggu dengan setia.

Ah... ternyata gommbaal.!

Baiklah, semua sudah terjadi. Selanjutnya adalah harus bagaimana saya bersikap?

Setelah merasakan disakiti teramat sakit, tidak mungkin saya mempertahankan hubungan kami.

Berarti kami tidak berjodoh. Sebagai seorang muslim, saya percaya pada takdir.Bahwa hidup, mati, rezeki dan jodoh manusia itu sudah ditetapkan sejak dalam kandungan bunda.

Akhirnya dengan tegas saya memutuskan hubungan. Dan saya menghindari untuk bertemu dengannya lagi.

Tanpa si dia meminta maaf, dalam hati saya sudah memaafkan. Untuk apa mendendam sakit di hati, kata pak dokter , itu tidak sehat buat jiwa kita.

Dan apakah saya juga sudah melupakan nya?

Belum. Ada jeda waktunya.Ternyaya tidak bisa sekaligus melupakan orangnya, walaupun perbuatannya sudah dimaafkan. Kebersamaan sekian tahun bukan waktu yang sebentar. Tak mungkin terlupakan begitu saja.

Yang pasti, akhirnya saya bersyukur bahwa peristiwa itu membantu saya berproses menjadi lebih matang berpikir dan berusaha bijak bertindak.

Alhamdulillah, Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang. Pada waktu yang sudah ditetapkan, jodoh saya dipertemukan.

Selamat tinggal masa lalu,ku melangkah kan kaki menuju masa depan.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun