Â
Astaga. .berselang purnama akupun terlena.
Hingga terjungkir baliklah alam logika.Â
Aku terjebak di ruang rindu tak berpintu. Kau mengunci di belakang rindu yang lain.Â
Â
Ya. ..Engkaulah pembawa rindu terbelah. Kepadanya sepotong kau tinggal di rumah.Â
Kepadaku sepotong kau berikan di persimpangan.Â
Kau katakan, itu sudah sesuai azas keadilan.Â
Hanya dalam hati kutahan tawaku. Ha ha ha. ..
Sesederhana itu kah?Â
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!