Mohon tunggu...
Umi Salamah
Umi Salamah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Suka Nulis

forever learner

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nonton Video Pendek Bisa Menurunkan Attention Span? Bahaya Ta?

9 Januari 2024   07:00 Diperbarui: 9 Januari 2024   07:09 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Salah satu faktor penyebab menurunnya attention span yang dialami banyak orang dari berbagai kalangan usia adalah fenomena menjamurnya video-video berdurasi pendek di berbagai platform media sosial beberapa tahun terakhir ini. 

Dikatakan oleh Margaret Sibley, Profesor ilmu psikiatri dan perilaku di Sekolah Kesehatan Universitas Washington, attention span diartikan sebagai kemampuan untuk tetap fokus pada suatu aktivitas atau tugas dalam jangka waktu tertentu.  Dengan demikian, penurunan attention span yaitu kondisi di mana seseorang kesulitan untuk mempertahankan fokus dalam jangka waktu tertentu.

Menurut Adam Brown, co-direktur Pusat Perhatian, Pembelajaran, dan Memori di Universitas St. Bonaventure di New York, penurunan attention span akhir-akhir ini telah mencapai tingkat "epidemi" yakni telah dialami banyak orang di berbagai belahan dunia. 

Dari survei yang dilakukan oleh  Policy Institute and Centre for Attention Studies at King's College London, pada 2093 orang dewasa di Inggris, September 2021 menghasilkan 50% di antaranya merasakan attention span mereka menurun dari sebelumnya.  Sedangkan, tiga perempat peserta survei setuju bahwa kita hidup pada masa di mana ada persaingan tanpa henti dari berbagai saluran media dan outlet informasi digital yang berusaha untuk mendapatkan dan mempengaruhi perhatian kita.

Distraksi yang bersumber dari ponsel tampaknya menjadi pemicu utama penurunan attention span pada manusia dari berbagai kalangan. Setengah dari mereka yang disurvei mengaku bahwa mereka tidak bisa berhenti memeriksa ponsel ketika mereka seharusnya fokus pada hal-hal lain. 

Pada saat kita menghentikan tugas atau pekerjaan yang sedang kita kerjakan untuk memeriksa ponsel, otomatis otak harus dengan cepat menghentikan fokus pada pekerjaan sebelumnya untuk fokus pada tugas berikutnya.  

Proses ini secara negatif mempengaruhi kecepatan dan kualitas keseluruhan pekerjaan dalam jangka pendek, dan dampak jangka panjang otak akan selalu berusaha mencari hal-hal baru sebagai pengalih perhatian, bahkan saat kita sedang mengerjakan tugas penting yang harus segera diselesaikan. 

Ini selaras dengan fakta bahwa secara alami otak manusia selalu menginginkan hal-hal baru untuk meningkatkan dopamine, yang mana hal ini dapat terpenuhi melalui penggunaan gadget dan internet. Selain itu, banyaknya informasi yang tersedia secara online juga membuat kita cenderung untuk sering beralih dari satu hal ke hal lainnya tanpa memperhatikannya dengan seksama, yang mana hal ini dalam jangka panjang akan berpengaruh pada penurunan attention span otak.

Hati-hati! Ternyata kebiasaan multitasking juga dapat dapat menurunkan attention span juga, lho!  Selain pengaruh perkembangan teknologi informasi, kebiasaan multitasking juga menjadi pemicu menurunnya attention span seseorang. 

Saat kita melakukan banyak tugas sekaligus, otak kita cenderung menjadi terpecah dan sulit untuk tetap fokus pada satu hal.  Dalam jangka panjang, kebiasaan multitasking dapat mengurangi kemampuan kita untuk memusatkan perhatian. Alhasil kita akan berfokus pada kuantitas dan mengabaikan kualitas pekerjaan yang baik. 

Gejala-gejala umum penurunan attention span meliputi kesulitan untuk fokus pada tugas yang sedang dikerjakan, kurangnya konsentrasi, dan sulit mempertahankan perhatian pada satu hal dalam jangka waktu yang lama, serta mengalami kesulitan mengingat sesuatu dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun