"Ini Toko Merah di Kota Tua?" Aku menggeram kesal. Tak mungkin kalau Fredy membawanya ke sana.
"Bukan Toko Merah. Villa Merah milik keluarga Sheila di Puncak. Warnanya merah dan bentuknya mirip dengan Toko Merah di Kota Tua." David pun menunjukkan letak Villa Merah di google map.
Tanpa pikir panjang aku segera menelpon kantor polisi untuk segera mengirimkan bala bantuan ke Villa Merah. Semoga saja petunjuk yang diberikan Sheila benar.
***
Saat polisi menggerebek tempat persembunyian Fredy, kami menemukan sesosok tubuh memakai gaun pengantin terikat di tiang tempat tidur kayu yang berkelambu putih. Sheila nyaris pingsan waktu kami datang menyelamatkannya.
Gadis cantik berkulit putih itu terlihat sangat pucat seperti hantu noni Belanda. Tangan serta kakinya memar dan lecet terkena gesekan tali pengikat. Pipinya terlihat lebam kebiruan bekas pukulan. Ia segera menangis dalam pelukan David.
Fredy berhasil kabur dan dalam pengejaran pihak berwajib. Lelaki yang akan dijodohkan dengan Sheila itu ternyata anak dari musuh usaha Pak Subroto, papa Sheila.
Dia berhasil mengetahui isi surat wasiat yang menyatakan bahwa laki-laki yang menikahi Sheila akan memiliki saham mayoritas dan berhak menjadi direktur utama.
Fredy memaksa untuk menikahi Sheila secepatnya dan Pak Subroto menolak karena sudah mengetahui niat jahat pemuda licik itu. Dan, siapa aku sebenarnya? Kalian tak perlu tahu karena aku tak butuh popularitas yang penting dibayar dengan pantas.
(uss)
Sumber gambar: cermin