Mohon tunggu...
Umi Sakdiyah Sodwijo
Umi Sakdiyah Sodwijo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengelana kata yang riang gembira

Pengelana kata yang riang gembira

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Surabaya Seperti Wuhan? Ini Kata Pakar Epidemiologi

29 Mei 2020   05:21 Diperbarui: 29 Mei 2020   06:05 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya membaca status beberapa teman Facebook yang menyatakan bahwa situasi Surabaya sudah seperti Wuhan. Membaca itu saya betul-betul tidak percaya, mengingat total positif di Jakarta yang selalu memimpin, bahkan pernah lebih dari separuh total Indonesia tidak pernah disebut bersuasana mirip Wuhan. 

Akhirnya saya menelusuri beberapa situs koran online, situs Badan Pusat Statistik, dan situs resmi yang kompeten di bidangnya. Hasil penelitian saya menemukan bahwa, per hari Kamis, 28/05/2020, total kasus positif covid19 di Surabaya adalah 2.216 kasus. Sedangkan DKI Jakarta 6.929 kasus

Sumber status teman-teman saya sepertinya dari berita yang dimuat beberapa surat kabar dan televisi termasuk harian Kompas sebagai berikut: 

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengatakan, Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan jika warganya tidak patuh terhadap protokol kesehatan. Itu karena mayoritas kasus Covid-19 di Jawa Timur ada di Surabaya (www.kompas.com, Kamis 28/05/2020).

Mari kita perhatikan kata "Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan jika warganya tidak patuh terhadap protokol kesehatan." Dari segi bahasa, kata bisa seperti Wuhan artinya "suatu saat nanti akan mengalami kejadian seperti di Wuhan, jika masyarakat tidak patuh terhadap protokol kesehatan." Hal itu bukan berarti bahwa keadaannya sudah seperti Wuhan seperti yang ditulis dalam status beberapa teman. Ini telah terjadi bias informasi, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat. 

Herannya, tak pernah ada yang menganggap Jakarta akan seperti Wuhan, atau Jakarta sudah seperti Wuhan. Padahal angka positif Jakarta sangat besar, tiga kali lipat dibanding Surabaya, bahkan saat Surabaya belum ada apa-apanya dibanding Jakarta, saat itu sang ibu kota mengantongi angka positif covid-19 lebih dari separuh total seluruh Indonesia. 

Mari kita bandingkan luas Jakarta dan Surabaya. Dari segi luas geografis, luas Surabaya separuh lebih dari luas Jakarta. Berdasarkan berbagai situs resmi Pemprov DKI Jakarta, Jumat (12/8/2016), luas seluruh Provinsi DKI Jakarta adalah 661,52 kilometer persegi. Sedangkan Kota Surabaya berdasarkan data di Kemendagri memiliki luas 350,54 kilometer persegi. 

Kepadatan penduduk DKI Jakarta saat ini mencapai 16.704 jiwa/km. Sementara itu, Kota Surabaya memiliki kepadatan penduduk sebanyak 8.233 jiwa per km persegi. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk Surabaya separuh dari penduduk Jakarta. Sedangkan perbandingan kasus positif covid19 Jakarta banding Surabaya adalah 6.929 : 2.216 = 3,13. Dengan kata lain angka positif Surabaya sepertiga dari Jakarta. 

Dari analisa sederhana tersebut dapat disimpulkan bahwa berita yang menyatakan Surabaya sudah seperti Wuhan sangat tidak tepat, apalagi karena Jakarta yang notabene 3x lipat lebih tinggi angka positifnya dengan tingkat kepadatan penduduk 2x lipat Surabaya tidak pernah disebut mirip Wuhan. 

Saya setuju pernyataan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr. Joni Wahyuhadi, bahwa Surabaya akan seperti Wuhan jika warganya tidak patuh terhadap protokol kesehatan. Menurut pendapat saya, pernyataan ini berlaku secara umum tidak hanya untuk Surabaya, akan tetapi juga DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan wilayah lain di Indonesia.

Pendapat saya ini sejalan dengan penjelasan pakar Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman yang menyatakan bahwa jumlah kasus Covid-19 di Surabaya masih jauh lebih rendah dari kasus yang ditemukan di Kota Wuhan, China, kota pertama kali ditemukannya kasus Covid-19. Dicky menuturkan angka reproduksi atau R0 di Surabaya masih sebesar 1,6. Sedangkan di Wuhan, dia menyampaikan R0 mencapai 3 sampai 5. Sedangkan R0 yang terkendali dan aman adalan 0 (nol) (www.cnnindonesia.com, 28/05/2020, 21:00 WIB).

Walau bagimanapun, kita harus tetap hati-hati dan waspada. Kita harus tetap mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, tidak berkerumun, menjaga jarak aman, tetap di rumah jika tidak memiliki keperluan penting untuk keluar rumah, istirahat cukup, menjaga asupan gizi seimbang, dan tetap tenang. Waspada harus, tapi ketakutan berlebihan tidak diperlukan.

Semoga Indonesia segera pulih dari pagebluk covid-19 dan bunga-bunga Tabebuya bermekaran kembali di Surabaya.

tabebuya-5ed038d0097f364291005914.jpg
tabebuya-5ed038d0097f364291005914.jpg
Sumber:

www.cnnindonesia.co.id

www.kompas.com

www.bps.go.id

jakarta.covid19.go.id

www.wikipedia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun