Mohon tunggu...
Umi NurBaity
Umi NurBaity Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta. Domisili Weru Sukoharjo Jawa Tengah.

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Program MBG, Tantangan, dan Evaluasi

17 Januari 2025   17:42 Diperbarui: 17 Januari 2025   17:42 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Program MBG (Sumber foto: detikjateng.com)

Makan bergizi gratis disingkat MBG menjadi terobosan baru untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah. Program ini dapat berjalan secara sukses dan lancar di berbagai sekolah. Penulis mendukung penuh program tersebut.

Sayangnya program ini masih mengalami kendala dan tantangan. Seperti kasus keracunan makanan yang terjadi di SDN 3 dukuh kabupaten Sukoharjo.

Peristiwa ini terjadi pada saat program MBG dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Januari 2025. Informasi penulis dapatkan dari detik jateng.com sebanyak 40 siswa keracunan makanan. Keluhan yang mereka rasakan berupa rasa pusing dan mual. 

Murid-murid diberikan penanganan secara medis serta diberikan obat-obatan. Namun belum terdapat indikasi kuat dari mana asal penyebab keracunan tersebut terjadi. 

Dugaan sementara karena ayam tepung yang dimasak masih kurang matang. Terdapat pula daging ayam yang sudah berbau. Hari ini terjadi karena kurang telaten saat menyediakan makanan. 

Di hari selanjutnya, program makan bergizi gratis masih tetap dilaksanakan. Pelaksanaannya juga diimbangi dengan seleksi ketat serta pendampingan dari pihak Puskesmas. 

Dampak pengadaan program ini disambut positif oleh banyak kalangan. Namun kita tidak melupakan jasa kantin sekolah. Setelah beberapa pekan program ini dilaksanakan, kantin sekolah terasa sepi pembeli. Beberapa penjual juga mengeluhkan kurangi pemasukan tidak seperti di hari-hari biasanya.

Biasanya kantin sekolah bisa sukses menarik perhatian anak-anak lewat jajanan. Namun sekarang yang habis terjual hanya es teh dan minuman dingin. Karena mereka mengaku sudah kenyang setelah makan gratis. 

Program tersebut juga berdampak pada pedagang kaki lima yang biasanya mangkal di depan sekolah. Mereka mengalami penurunan pendapatan Karena jarang anak-anak sekolah yang membeli. 

Penulis hanya mampu sekedar memberikan masukan agar pihak pelaksana program MBG dapat bekerjasama dengan kantin sekolah serta pihak-pihak yang terlibat. Sehingga mereka dapat turut berkontribusi mensukseskan program tersebut.

Masukkan lainnya yaitu mengenai pengelolaan limbah sampah. Sekolah melakukan sosialisasi terhadap siswa agar bisa memilah sampah organik dan non organik. Misalnya sampah sisa makanan dan wadah bekas makanan kemasan. 

Hal ini juga diterapkan oleh sekolah-sekolah yang berada di luar negeri. Bahkan mereka sudah mendidik siswa sekolah sedini mungkin untuk belajar bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun