Mohon tunggu...
Umi NurBaity
Umi NurBaity Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta. Domisili Weru Sukoharjo Jawa Tengah.

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Skripsi: Menjemput Resolusi Baru 2025

14 Januari 2025   22:39 Diperbarui: 14 Januari 2025   22:39 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skripsi Mahasiswa (diunduh dari duniadosen.com 14/1/1015)

Sebagai mahasiswa tentunya kita memiliki tujuan dan resolusi setiap tahun bahkan di setiap semesternya. Pada semester ini saya telah berada pada puncak perkuliahan. Di tahun 2025 adalah waktu terbaik atau golden age dalam meneruskan perjuangan sebagai mahasiswa yaitu menempuh skripsi. Bagian yang paling menguras tenaga, biaya, dan pikiran. Bahkan skripsi memiliki sensasinya sendiri. 

Saya teringat perkataan dari seorang panglima perang Muhammad Al-Fatih 1453 

"Jangan bilang tidak mungkin kepadaku sebelum kamu mati dalam mencobanya." 

Sekali saja membacanya, semangat saya langsung tergugah. Saya membayangkan bagaimana Muhammad Al-Fatih ketika menghadapi kesulitan terbesar dalam menaklukan cita-cita besarnya yaitu Konstatinopel. Artinya semua hal di dunia ini sifatnya adalah kemungkinan yang bisa diwujudkan. Apalagi hanya skripsi yang tidak sebanding dengan tembok besarnya Konstatinopel. 

Barangkali mahasiswa hanya perlu melakukan refleksi diri sebelum menjemput harapan dan cita-citanya di tahun ini. Jangan pernah melihat pada persoalan tetapi fokuslah dalam melakukan refleksi ini sebelum merespon segala permasalahan. Kita perlu bersemangat dalam menjemput berbagai hikmah yang akan didapatkan saat menghadapinya.

Untuk memompa semangat mahasiswa, maka perlu melakukan muhasabah diri. Tidak sembarang orang mau melakukan muhasabah diri karena merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Padahal muhasabah adalah bentuk rasa syukur serta cara kita untuk mengubah kebiasaan kurang baik di masa lalu. 

Poin muhasabah artinya introspeksi diri untuk melihat kekurangan pada diri sendiri. agar lebih memahami kekurangan pada diri sendiri untuk melakukan refleksi diri. Ibarat kata intropeksi adalah kaca spion yang menampilkan bayangan diri kita di masa lalu. Sikap ini dapat memperhatikan celah kekurangan diri dengan tujuan dapat diperbaiki pada tahun selanjutnya. 

Allah berfirman dalam Surah Al-Hasyr ayat 18.

 

18.  Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 

(QS Al-Hasyr 18)

Ayat tersebut menekankan pada sikap intropeksi diri atau muhasabah. Poin menariknya adalah Surah Al-Hasyr artinya pengusiran karena ayat tersebut menerangkan sebetapa kuatnya kekuasaan dari Allah untuk menghadapi orang-orang Yahudi dan munafik. Tentunya relate banget sama kondisi mahasiswa sekarang. Masa skripsian sudah sulit ditambahi dengan circle pertemanan dari orang-orang yang toxic. Tenang wahai kawan, kita punya Allah.

Di sini saya sedikit menjelaskan sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan. 

At-Thabari pada kitabnya Jami' al-Bayan Ta'wil Al-Qur'an memaparkan bahwa setiap orang wajib melihat perbuatan apa yang telah dilakukan baik amal saleh maupun maksiat. Amal sholih dianggap bid'ah, giliran amal maksiat malah sat set. Nah poin ini nih yang seharusnya dihindari tapi malah sengaja diwajarkan oleh sebagian besar mahasiswa. Kita terlalu mewajarkan "nggak papa kok kan cuma begini" dan ini poin yang bisa saja membuat kita jauh dari pertolongan Allah terhadap hamba-Nya.

Sedangkan pendapat dari Syekh al-Wahidi pada kitab tafsir al-Wajiz menyebutkan bahwa ayat tersebut diawali dengan perintah takwa kepada orang-orang beriman. Takwa ini poin paling sulit, ibaratnya kita nggak bisa melihat seberapa keyakinan seseorang sama perintah dari Allah misalnya seperti merantau. Mahasiswa teladan dan bertanggung jawab akan selalu mengabari kondisinya kepada orang tua atau keluarga. Biasanya melaporkan pengeluaran keuangan dengan jujur bukan malah nilep. 

Hal ini menandakan bahwa takwa yang diperintahkan bukan sekadar rasa takut dan hormat melainkan sikap kepatuhan dalam menjalankan syariat dan menjauhi maksiat. Ayat ini juga mengingatkan tentang sejauh mana perbekalan amal yang akan dibawa pada hari esok (akhirat). Pendapat tersebut dikuatkan dengan tafsir Mafatih Al-Gaib karya Fakruddin ar-Razi mengatakan bahwa lafaz tersebut merujuk pada hari kiamat karena merupakan hari pengadilan penting bagi setiap amal perbuatan yang dilakukan selama hidup di dunia.

Ayat itu udah jelas banget ngasih kita insight bahwa rasa takut dan hormatnya kita kepada Allah dalam menjalankan takwa itu bisa menjadi salah satu sebab terbukanya pertolongan. Apalagi cuma pertolongan dimudahkan mengerjakan skripsi. Ayat itu juga menerangkan kalau kita perlu mempersiapkan perbekalan. Bekal dari seorang mahasiswa adalah ilmu. Dari ilmu tersebut kita niatkan untuk membekali diri kita menghadapi revisian skripsi. 

Intinya tetap semangat buat skripsinya. Niatkan skripsi buat ibadah jangan menyerah sebelum menuntaskan perjuangan di bangku perkuliahan. Man Jadda Wa Jadda siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun