Kamis berkabut mengantarmu pergiÂ
Selepas tubuhmu menanggung segala pesakitanÂ
Yang kau sapih bertahun-tahun tiada terkiraÂ
Kabar kepulanganmu tersiar memenuhi layar gawaiÂ
Gelimang air mata meluruh dari raup wajah kedukaanÂ
Untaian karangan bunga bersemi penghantar luapan doaÂ
Arak-arakan pelayat bergegas menuju Tanah Kusir di Jumat siang itu saksikanmu ditanamÂ
Kidung azan Cahaya Prima membuat tidurmu kian tenang bersahaja
Sulur bunga rampai bertajuk "Pulang" dilantunkan kakakmu
Guna menandai riwayat akhir jejakmuÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!