Mohon tunggu...
Umi NurBaity
Umi NurBaity Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serabutan

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Desember: Kapankah Semua Kembali?

2 Desember 2020   14:55 Diperbarui: 2 Desember 2020   15:00 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pencegahan covid-19 diunduh dari freepik.com 

Semenjak  adanya pandemi, seluruh aktivitas dirumahkan. Bahkan, hingga sekarang belum ada kepastian akan adanya pemulihan terhadap aktivitas masyarakat. Ini semua disebabkan karena adanya keterlambatan rasa kesadaran masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan sanksi pelanggaran yang membludak di kalangan masyarakat misalnya kondangan, perayaan hari besar, dan lain-lain. Tak heran jika angka penularan semakin merebak bahkan, sampai menjangkit para pejabat. Padahal kita ingin semua aktivitas dikembalikan semula tetapi jika tingkat kesadaran masih rendah, apa boleh buat. Perlu diingat bahwa pentingnya kesadaran ini tetap akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat penularan.

Ngeyel Bikin Rewel

Penerapan protokol kesehatan seolah menjadi hal yang bosan didengar masyarakat. Mereka menganggap bahwa terjangkit covid-19 itu takdir sekalipun sudah melakukan protokol kesehatan secara ketat. Nah, hal inilah yang membuat masyarakat semakin malas hingga mengabaikan kewajibannya untuk taat pada peraturan yang ada. Memang benar sakit itu bagian dari takdir akan tetapi ikhtiar juga perlu, masih ingat kan pepatah "mencegah lebih baik dari pada mengobati" inilah yang mendasari pentingnya protokol kesehatan. 

Sudah berulang kali semua pihak memberi gambaran tentang covid-19 melalui tayangan iklan, reklame, poster, dan teatrikal di jalanan. Akan tetapi masih saja ngeyel memakai masker, padahal hanya memakai masker saja susah. Kalau ada yang terjangkit baru heboh di karantina, bahkan ada yang sampai kabur karena tidak nyaman. Ada lagi yang heboh karena tak mau memakai masker dengan berbagai alasan mulai dari sumpek, nggak nyaman, dan lain lain. Padahal, saat kita patuh pada protokol itu artinya menyelamatkan diri sendiri dan orang lain dari penularan. Untuk itu kesadaran diri sendiri menjadi kunci utama bagi kita untuk menekan angka penularan.

Kapan Kembali Semula?

Semua orang bertanya kapan semua aktivitas kembali semula? Jawabannya semua dikembalikan kepada diri sendiri. Lho kenapa begitu? Karena jika saja kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan tinggi maka, dapat dipastikan angka penularan juga semakin menurun. Artinya keadaan akan cepat dipulihkan seperti semula. Seperti yang kita tahu bahwa di Vietnam seluruh aktivitas telah dipulihkan dalam jangka waktu relatif cepat. Kunci keberhasilan Vietnam ini berada pada tingkat kepatuhan masyarakat yang sedemikian tinggi terhadap protokol kesehatan. 

Vietnam menjadi salah satu negara yang wajib diapresiasi karena kesuksesan dalam menekan laju penularan covid-19. Nah, seharusnya kita termotivasi dengan keberhasilan negara Vietnam ini. Jangan hanya mengapresiasi tanpa mencontoh etika baik yang mereka terapkan ya. Perlu diingat bahwa covid-19 ini bisa ditekan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan pelayanan kesehatan yang memadai.

Pemerintah sudah membekali kita dengan berbagai pelayanan fasilitas kesehatan mulai dari swab tes, rapid tes, dan lain lain. Akan tetapi masih saja ada pihak-pihak yang justru memanfaatkan kesempatan untuk meraih keuntungan misalnya tindak pelecehan, pemerasan liar, dan lain lain. Inilah yang membuat masyarakat menganggap tes kesehatan itu cuman kedok penipuan yang merugikan.

Tentu kita tahu bahwa masyarakat itu tak mau kehilangan uang dan dirugikan bahkan, biaya perawatan kesehatan juga masih dipermasalahkan. Padahal uang masih bisa dicari sedangkan kesehatan itu mahal dan tidak dapat diganti dengan apa pun. Maklum jika biaya tes mahal, hal ini dikarenakan uang yang mereka terima digunakan sebagai biaya operasional rumah sakit.

Kita juga harus ingat pekerjaan menjadi dokter, relawan kesehatan, perawat, dan lain lain itu mempertaruhkan nyawa juga. Banyak para dokter dan relawan yang gugur saat berjuang di garda depan. Jadi jangan anggap enteng pekerjaan mereka. Cobalah hargai mereka dengan rasa empati dan kesadaran akan pentingnya protokol kesehatan agar tugas yang mereka emban itu ringan.

Janganlah mempersulit orang lain di saat keadaan terhimpit seperti sekarang ini. Seharusnya kesadaran itu sudah muncul dan tertanam kuat di pikiran kita untuk menjaga kestabilan keadaan yang semakin sulit ini, bukan justru memperkeruh keadaan dengan edaran hoax dan hal yang masih samar. Apalagi, kita sudah mendekati akhir tahun dan cepat atau lambat kita pasti akan memasuki tahun baru 2021. Untuk itu marilah kita mulai perbaiki diri kita, jika kita sendiri tidak bisa patuh maka jangan harap pandemi bisa berakhir.

Salam satu pena

Gembul Can

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun