Kita tidak akan pernah tahu seberapa lama tinggal di dunia pepatah jawa berkata "urip ing donya kuwi mung mampir ngombe (hidup di dunia itu hanya mampir minum)." Lebih baik kita nikmati masa jomblo ini sampai benar-benar serius melamar kita nanti. Jangan malu apabila dicaci "nggak laku," bisa jadi dengan kesabaran itu kita menjadi orang yang lebih kuat. Ingat ya mereka ibarat amplas yang menghaluskan permukaan saja, saat mereka habis kitalah yang mengkilap. Â
Bermodal Nekat
Di era milenial ini seolah-olah menikah menjadi trend yang diikuti banyak orang bahkan remaja di bawah umur. Mereka nekat menikah yang penting sama "orang tajir". Mereka menganggap jika mereka nikah dengan orang tajir melintir itu mendatangkan kebahagiaan tersediri, padahal justru akan menyengsaran diri sendiri.Â
Hal ini sering terjadi di masyarakat bahkan, anak remaja di bawah umur sebagian besar ada yang dipaksa menikah dengan orang tajir agar hidupnya terjamin.Â
Kehidupan berumah tangga itu tidak seperti apa yang kita bayangkan sebelumnya apalagi, dilakukan anak remaja di bawah umur. Hal ini berdampak pada kerugian dirinya sendiri, cita-cita, dan masa depannya nanti. Kita bisa lihat kasus KDRT, pembunuhan dengan motif cemburu, penganiayaan, tindak asusila, bahkan sampai protitusi.Â
Ini semua berawal dari jalan yang salah maka, tujuannya pun tempat-tempat yang salah. Tak heran jika harta menjadikan manusia gelap mata karena salah arah dan tujuan. Mereka merasa dunia adalah segalanya dan berusaha bagaimana pun caranya agar bisa mendapatkannya. Â
Lain halnya dengan orang-orang yang beruntung dapat mengendalikan diri. Mereka rela menahan diri dari larangan demi kesucian diri. Tak heran jika pasangan yang mereka dapat adalah orang-orang pilihan yang terbaik untuk diri mereka. Jadilah seperti bunga mawar yang keharuman dan kecantikannya terlindungi oleh duri. Hiduplah dalam prinsip kensendirian dalam ketakwaan menuju kesempurnaan penghambaan.
Salam satu pena
Gembul Can
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H