Mohon tunggu...
Umi NurBaity
Umi NurBaity Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serabutan

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menikmati Kesendirian

26 Oktober 2020   20:42 Diperbarui: 26 Oktober 2020   20:55 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tidak akan pernah tahu seberapa lama tinggal di dunia pepatah jawa berkata "urip ing donya kuwi mung mampir ngombe (hidup di dunia itu hanya mampir minum)." Lebih baik kita nikmati masa jomblo ini sampai benar-benar serius melamar kita nanti. Jangan malu apabila dicaci "nggak laku," bisa jadi dengan kesabaran itu kita menjadi orang yang lebih kuat. Ingat ya mereka ibarat amplas yang menghaluskan permukaan saja, saat mereka habis kitalah yang mengkilap.  

Bermodal Nekat

Di era milenial ini seolah-olah menikah menjadi trend yang diikuti banyak orang bahkan remaja di bawah umur. Mereka nekat menikah yang penting sama "orang tajir". Mereka menganggap jika mereka nikah dengan orang tajir melintir itu mendatangkan kebahagiaan tersediri, padahal justru akan menyengsaran diri sendiri. 

Hal ini sering terjadi di masyarakat bahkan, anak remaja di bawah umur sebagian besar ada yang dipaksa menikah dengan orang tajir agar hidupnya terjamin. 

Kehidupan berumah tangga itu tidak seperti apa yang kita bayangkan sebelumnya apalagi, dilakukan anak remaja di bawah umur. Hal ini berdampak pada kerugian dirinya sendiri, cita-cita, dan masa depannya nanti. Kita bisa lihat kasus KDRT, pembunuhan dengan motif cemburu, penganiayaan, tindak asusila, bahkan sampai protitusi. 

Ini semua berawal dari jalan yang salah maka, tujuannya pun tempat-tempat yang salah. Tak heran jika harta menjadikan manusia gelap mata karena salah arah dan tujuan. Mereka merasa dunia adalah segalanya dan berusaha bagaimana pun caranya agar bisa mendapatkannya.  

Lain halnya dengan orang-orang yang beruntung dapat mengendalikan diri. Mereka rela menahan diri dari larangan demi kesucian diri. Tak heran jika pasangan yang mereka dapat adalah orang-orang pilihan yang terbaik untuk diri mereka. Jadilah seperti bunga mawar yang keharuman dan kecantikannya terlindungi oleh duri. Hiduplah dalam prinsip kensendirian dalam ketakwaan menuju kesempurnaan penghambaan.

Salam satu pena

Gembul Can

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun