Mohon tunggu...
Umi Nur Ainisya
Umi Nur Ainisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Calon sarjana

Mahasiswa jurusan pendidikan biologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Menerapkan Moderasi Beragama dalam Kehidupan Negara yang Plural

27 November 2021   11:43 Diperbarui: 27 November 2021   11:45 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau melahirkan masyarakat plural dengan kultur yang sangat berbeda. Bukan hanya mengenai budaya dan adatnya melainkan agama dan kepercayaan. Perbedaan kenyakinan ini yang sering menimbulkan gesekan antar umat beragama. Perbedaan merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa kita hindari. Allah SWT menganugerahkan perbedaan pada setiap makhluknya untuk saling mengenal. Namun, perbedaan acap kali menimbulkan perselisihan. Lantas bagaimana cara kita mengurangi bahkan mencegah perselisihan yang timbul akibat perbedaan itu? 

Moderasi atau moderation menjadi jalan keluar menghadapi perselisihan tersebut. Moderasi sendiri merupakan sikap tengah-tengah, tidak berlebih-lebihan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 'moderasi' memiliki arti pengurangan kekerasan, penghindaran keekstreman. Sikap moderat menjadi usaha preventif mencegah perpecahan.

Dalam kehidupan beragama, sikap moderasi pun perlu dilakukan. Ketika moderasi diterapkan dalam kehidupan beragama akan menghasilkan moderasi beragama. Moderasi beragama memiliki makna sikap di tengah-tengah, tidak ekstrem ke kanan atau ke kiri. Seseorang dianggap ekstrem apabila melanggar nilai luhur, kemaslahatan bersama, dan hukum atas nama agama. Sikap moderat dalam beragama harus diterapkan oleh semua umat beragama, bukan hanya dari umat agama tertentu. Saat semua menerapkan moderasi dalam kehidupan beragama, pastinya kerukunan, persatuan dan ketentraman akan tercipta.

Saat ini, prinsip demokrasi Indonesia mengarahkan rakyatnya untuk mendapat kebebasan dan menyalurkan aspirasi yang nantinya akan dikelola dengan baik oleh pihak yang berwenang. Kebebasan ini pun mencangkup kebebasan beragama. Konstitusi kita membebaskan warganya untuk memeluk dan menjalankan agama sesuai kepercayaanya tanpa paksaan pihak manapun. Dasar negara kita, yaitu Pancasila mengajarkan untuk menjadi manusia yang beragama dan saling menjaga persatuan.

Berkaitan dengan agama merupakan hal yang sangat sensitif. Setiap agama memiliki pandangan tersendiri mengenai agama yang dianutnya. Bahkan dalam satu agama pun ditemukan perbedaan pandangan mengenai agama tersebut. Perbedaan penafsiran inilah yang menyebabkan perbedaan dalam menjalani ritual keagamaan. Perbedaan seperti ini jika disertai dengan sikap merasa paling benar sendiri dan tidak terbuka pada pandangan orang lain akan meningkatkan potensi perselisihan antar golongan. 

Sikap moderat akan menjauhkan Indonesia dari ancaman radikalisme. Radikalisme musuh semua agama dan kemanusiaan. Pandangan ini harus ditanamkan pada setiap insan agar tidak ada umat agama tertentu yang dicap sebagai 'tersangka'. Menerapkan sikap moderat harus diawali dari sendiri. 

Dalam kehidupan berbangsa, moderasi sangat dibutuhkan untuk menjaga kebhinekaan bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang dibawa oleh para pendiri negara akan tercapai jika seseorang memiliki perilaku yang moderat. Moderasi beragama sebagai solusi untuk menciptakan kehidupan keagamaan yang rukun, harmoni, damai, serta menekankan keseimbangan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, maupun kehidupan secara keseluruhan.

Seorang dengan sikap moderat sering dianggap tidak maksimal dalam beragama. Beberapa kalangan beranggapan moderat merupakan sikap tidak sungguh-sungguh dan tidak berpendirian. Pandangan ini menyebabkan masyarakat tidak mau menunjukkan sikap moderatnya dan malah berbalik menyalahkan sikap moderat.  

Pemahaman mengenai perbedaan ini yang akan menuntun seorang umat beragama untuk bersikap moderat. Moderasi menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Agama hadir sebagai pembawa misi damai dan keselamatan. Inti ajaran agama itu sendiri ialah kemanusiaan. Jika ada seseorang yang menodai kemanusiaan dengan cara melakukan kekerasan, menyebar teror hingga menghilangkan nyawa orang lain itu artinya orang tersebut tidak memahami dengan benar inti ajaran agama yang dianutnya. 

Faktanya moderasi beragama tidak seperti itu. Moderasi berarti percaya pada ajaran agama yang mengajarkan keadilan dan keseimbangan dalam berkehidupan serta memiliki sikap cinta tanah air, toleran, anti kekerasan, dan ramah terhadap keragaman budaya lokal.

Moderasi beragama sesungguhnya jati diri negara Indonesia itu sendiri. Sebagai negara yang religius, dengan umatnya yang menjunjung tinggi toleransi di setiap sendi kehidupan. Moderasi beragama menjadi perekat berbedaan yang dimiliki Indonesia yang dapat digunakan untuk mewujudkan kehidupan beragama dan berbangsa yang religius, rukun, harmonis, dan tentunya tidak melanggar hukum yang berlaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun