Perkembangan motorik halus anak Taman Kanak-Kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang, bahkan hampir sempurna. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis/menggambar.
Semakin baik gerak motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental (Sujiono, Metode Perkembangan Fisik).
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepet. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan di dengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil.
Terdapat dua dimensi dalam perkembangan motorik halus anak yang di uraikan oleh Gesell (1971), yaitu:
A. Kemampuan memegang dan memanifulasi benda-benda.
B. Kemampuan dalam koordinasi mata dan tangan.
Para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Bermain terungkap dalam berbagai bentuk apabila anak-anak sedang beraktifitas. Mereka bermain ketika bernyanyi, menggali tanah, membangun balok warna-warni atau meniru sesuatu yang dilihat. Bermain itu alamiah dan sepontan, anak-anak tidak diajarkan bermain mereka bermain dengan benda yang ada disekitar mereka.
Arti bermain bagi anak:
a. Anak memperoleh  kesempatan  mengengembangkan  potensi-potensi yang  ada  padanya.
 b. Anak akan  menemukan dirinya , yaitu kekuatan dan kelemahanya, kemampuanya serta juga minat dan kebutuhanya.
c. Memberikan peluang bagi anak  untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual, bahasa dan perilaku  (psikosisial serta emosional).