Setelah beberapa Minggu yang lalu kita membahas tentang peran Islam dalam membangun moral,
Nah Minggu ini kita akan membahas tentang apa sih peranan pesantren sebagai subcultur Islam Nusantara itu sendiri, nah dalam tulisan ini kita akan membahas yang pertama pengertian pesantren itu sendiri, yang kedua asal usul pesantren itu muncul, yang ketiga sejarah pesantren yang terakhir hakikat dan tujuan pesantren .
1. Pengertian Pesantren
Pesantren berasal dari kata "Pesantrian" yang banyak mengartikan bahwa yang pertama orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau bisa disebut juga orang yang Sholeh, ada juga yang mengartikan orang yang berguru ke tempat yang jauh.
Nah banyak sekali arti namun asal dari kata Pesantrian yang diawali dengan "Pe" dan diakhiri dengan "An" maka dengan demikian Pesantrian ini menunjukkan tempat sehingga dapat disimpulkan sebagai tempat santri , nah menurut sudjogo pesantrian adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama yang pada umumnya non klasikal dimana mengajarkan sesuatu melalui kitab-kitab yang di tulis dengan bahasa Arab atau bisa kita jumpai dengan kitab kuning, Dan para santri tersebut biasanya bertempat tinggal di pondok atau asrama tempat nya menimba ilmu.
2. Asal Usul Pesantren
Pada umumnya ada seorang kiyai atau orang ahli agama di suatu tempat kemudian ada seorang santri atau murid yang berguru kepada nya dan semakin hari semakin bertambah yang berguru kepada nya sehingga kiyai tersebut berinisiatif untuk mendirikan pondok. Nah pondok tersebut di jadikan tempat tinggal bagi para santri.
Dan keberadaan pesantren di Indonesia mempunyai peranan yang sangat besar bagi kemajuan pesantren sendiri maupun bagi masyarakat Indonesia, secara keseluruhan kegiatan pendidikan bernuansa agama di Nusantara ini sudah muncul sejak 1596, nah kegiatan inilah yang kemudian dinamakan pondok pesantren.
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan agama khas Indonesia, Syah Maulana Malik Ibrahim adalah sebagai spiritual father walisongo, beliau terkenal di pandang sebagai guru spiritual di tanah Jawa sampai sekarang.
3. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren
a. Periode Awal Cikal Bakal Pondok Pesantren
Cikal bakal berdirinya pondok pesantren yang ada di Indonesia tidak lepas dari sejarah masuknya Islam ke Nusantara. Sementara itu ada beberapa pendapat lain, bahwa awal keberadaan pesantren di Indonesia khususnya Jawa tidak luput dari peran penting Walisongo.
Pondok pesantren sudah ada sejak 500--600 tahun silam. Oleh sebab itu, jika melihat usianya yang panjang ini proses terbentuknya merupakan akulturasi budaya bahwa pondok pesantren memang telah menjadi milik budaya bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan dan telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Persoalan siapa yang pertama kali mendirikan pesantren masih menjadi perdebatan publik bagi para ulama sampai saat ini. Sehingga berkaitan dengan cikal bakal, kapan, dimana dan siapa tokoh yang mendirikan pondok pesantren belum dapat dipastikan secara jelas. Namun demikian, pondok pesantren merupakan karya monumental dan hasil ikhtiar dari para ulama yang menyebarkan Islam di Nusantara.
b. Periode Penjajahan Belanda
Datangnya Belanda ke Nusantara, secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap keberadaan pondok pesantren. Pondok pesantren berada dibawah kekuasaan pemerintah Belanda secara berlahan menyelipkan misi kristenisasi dan menyebarluaskan budaya westernisasi di berbagai hal termasuk ranah pendidikan.
Pada fase ini, pemerintah Belanda membuat regulasi, kebijakan dan aturan-aturan yang tujuannya menghambat pertumbuhan dan perkembangan pesantren.
Selain itu, Belanda merasa khawatir akan kebermunculan gerakan nasionalisme-Islamisme dengan munculnya persatuan pondok pesantren dan lembaga organisasi pendidikan Islam karena takut rakyat indonesia melakukan reaksi dan protes khususnya umat Islam terhadap perkembangan agama Kristen di Nusantara.
Pemerintah Belanda menempatkan seorang penasehat khusus Snouck. Ia diberikan tugas untuk menyelidiki kegiatan jamaah haji Indonesia di Mekkah, Terlampau takutnya pemerintah Belanda terhadap pertumbuhan pesantren dan pemberontakan yang salah satu fungsinya mengawasi gerak-gerik pesantren.
Maka tidak mengherankan jika para ulama, kyai dan kaum santri rela mengangkat senjata melakukan pemberontakan kepada pemerintah Belanda untuk mempertahankan keberadaan Islam dan sistem pendidikannya di Nusantara. Sikap para ulama, kyai dan santri tersebut diwujudkan dalam sikap dan bentuk-bentuk aksi penolakan terhadap regulasi pemerintah Belanda.
Nah pada periode kedua ini, Pada waktu itu kalangan pesantren mengambil sikap anti Belanda. Sampai uang yang diterima dari Belanda, dinilainya sebagai uang haram. Celana dan dasi pun dianggap haram, karena dinilai sebagai pakaian identitas Belanda.
Pesantren mulai bergeliat dan berusaha keluar dari ketertinggalannya. Munculnya kepeloporan dan sikap progresivitas dari para kyai muda yang baru menyelesaikan studinya di Mekkah, dengan berusaha membuka sistem pendidikan yang sebanding dengan sistem sekolah, yaitu sistem madrasah.
Dampaknya adalah munculnya berbagai organisasi Islam yang ada di Indonesia, seperti Serikat Islam (SI), Muhammadiyah dan Nadlatul Ulama (NU). Organisasi-organisasi ini bergiat dan bergerak dalam hal membela dan meningkatkan kualitas beragama, bermasyarakat dan bernegara.
c. Periode Penjajahan Jepang
Jepang menguasai Indonesia pada tahun 1942, Pada mulanya, jepang masuk ke Indonesia tidak menunjukkan kesadisannya akan tetapi mendukung Indonesia dalam mendirikan pesantren.
Namun, sikap yang dilakukan jepang hanya kamuflase atau tipu daya, Jepang malah menjajah Indonesia secara psikis nya membuat Indonesia semakin bodoh. Sikap dan kepeduliannya kepada Indonesia hanya siasat semata untuk menghancurkan Indonesia.
Jepang menarik simpati orang islam dengan menerapkan kebijakan yaitu membangun Kantor Urusan Agama (KUA), para pembesar jepang sering membantu pondok pesantren besar yang ada di Indonesia, jepang memasukkan ajaran-ajaran yang identic dengan ajaran agama pada sekolah negeri, jepang memberikan kelonggaran kepada islam untuk mengurus organisasi islam.
Hal itu tidak bertahan lama, karena ada desakan sekutu jepang bukan malah mendukung tapi berbuat semena-mena dan lebih kejam yaitu dengan memberhentikan seluruh kegiatan pendidikan. Sekolah dirubah dengan kegiatan baris berbaris dan latihan militer.
d. Periode Pesantren Pasca Kemerdekaan
Setelah merdeka dari penjajahan Belanda dan juga Jepang, para pemuka Negara memulihkan kembali mengembangkan pendidikan sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Pondok pesantren mendapatkan kebebasan dan menghidupkan misinya untuk lebih eksis dan berbenah diri untuk meningkatkan daya saing.
Pemerintah Indonesia meminta pondok pesantren dengan menerapkan system madrasah.akantetapi di tolak karena para pemuka pesantren curiga karena madrasah merupakan sesuatu yang menyerupai hal yang diterapkan belanda dan jepang.
Pada tahun 70-an , terjadi perubahan yang signifikan yaitu pesantren mengalami perkembangan yang menakjubkan disemua wilayah, pada penyelenggaran pendidikan lebih sistematis.
Pada era ini, pesantren mulai memasukkan pelajaran formal agar menambah wawasan santri, ada juga yang memasukkan bahasa asing dalam kurikulum pesantren, memperbarui system klasikal dalam pengajarannya. Jadi, pesantren akan menghasilkan pendidikan yang unggul dan dibanggakan.
3. Hakikat dan Tujuan Pesantren
Hakikat dan tujuan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, adanya pesantrean pasti memiliki tujuan tertentu. Ada tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umumnya yaitu membina warga Negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan syariat agama islam dan menanamkan rasa keagamaan dalam segi kehidupan serta menjadikan orang yang berguna bagi kehidupan agama, berbangsa dan bernegara.
Tujuan khususnya yaitu :
a. mendidik santri untuk menjadi muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan dan sehat lahir batin berdasarkan pancasila
b. mendidik santri menjadi kader-kader ulama' dan muballigh yang berjiwa ikhlas, tabah dan teguh dalam menjalankan syariat islam secara utuh dan dinamis,
c. mendidik santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar membangun dirinya dan bertangung jawab terhadap pembangunan bangsa dan Negara,
d. mendidik santri menjadi tenaga cakap dalam berbagai sektor pembangunan mental spiritual.
e. mendidik santri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat bangsanya.
Inti dari "Pesantren sebagai sub culture islam nusantara" yaitu kita lihat dari sejarah perkembangan dan asal usul pesantren yang sangat panjang. Dari adanya asal usul dan sejarah tersebut pesantren memiliki pengaruh sangat besar dalam perkembangan kultur dan peradaban bangsa indonesia sebab pesantren tidak hanya membangun dalam bidang keagamaan tetapi juga proses pendidikan.
Dengan adanya proses sejarah yang sangat panjang keberadaan pesantren mampu berkembang meskipun banyak tantangan yang dihadapi semisal pada masa penjajahan belanda, adanya pesantren di hambat dengan membangun sebuah kantor untuk melihat gerik2 pesantren.
Dengan adanya hal itu pesantren mampu bertahan dalam sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia serta juga tidak menunjukkan adanya pertentangan kebudayaan.
Oleh sebab itu, jika melihat usianya yang panjang ini proses terbentuknya merupakan akulturasi budaya mestinya sudah cukup alasan untuk menyatakan, bahwa pondok pesantren memang telah menjadi milik budaya bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan
dan telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang telah tertuang dalam UUD 1945.
By : Umi M M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H