Mohon tunggu...
Marfa Umi
Marfa Umi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Menikmati proses menulis sebagai jalan menemukan hal-hal menakjubkan. Senang menonton film-film.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, dan Lebih Merdeka Menentukan Nasib dan Pilihan

31 Mei 2023   23:24 Diperbarui: 21 Februari 2024   15:06 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Pexels (Pixabay)

Kampus Merdeka sangat memungkinkan mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengajar di pelosok untuk meningkatkan literasi dan numerasi dan mengembangkan strategi pembelajaran dengan Kampus Mengajar, magang di perusahaan besar dengan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), melakukan penelitian keilmuan studi independen dengan MSIB, pertukaran mahasiswa dengan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM),  menyalurkan bakat dalam kewirausahaan dengan Wirausaha Merdeka, sampai kesempatan belajar di luar negeri selama 1 semester dengan program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA). Sekilas memang tak terlalu banyak perbedaan dengan sebelum adanya Kampus Merdeka ini ya? Namun yang membedakan adalah, ada wadahnya yang disediakan. Mahasiswa tinggal mengikuti serangkaian seleksi dan wawancara tergantung dengan syarat dan ketentuan masing-masing program.

Pengalaman langsung dari orang terdekat saya dapatkan dari salah satu adik tingkat yang mengikuti Kampus Merdeka di semester 4 dan 6 dengan program MSIB yang mempelajari AI di Huawei dan Front End Developer di Skilvul. Pilihan tersebut diambil untuk mendalami ilmu jurusannya data scientist di luar kampus. Hasilnya ia mendapatkan berbagai materi yang belum diajarkan di kampus dengan pendekatan kasus-kasus langsung seperti di dalam dunia kerja serta konversi mata kuliah.

Kesempatan yang Merata dan Inklusif

Dahulu, untuk mengikuti kegiatan semacam ini kami harus secara mandiri mencari sendiri, belum lagi beberapa kendala seperti keterbatasan kuota dan jurusan yang dicari. Sebagai contoh, mahasiswa Sastra Inggris biasanya harus bersaing pula dengan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional untuk pertukaran mahasiswa, namun sekarang kesempatan masing-masing jurusan sama besarnya bahkan dengan jurusan yang sama antar kampus. Kala itu, rasa-rasanya terasa dekat namun begitu jauh untuk tercapai. Menurut saya keadaan saat itu sedikit disayangkan karena potensi-potensi yang ada jadi tertunda atau tak terlihat.

Seperti yang telah sedikit dibahas di atas, kesempatan lebih luas ada dalam Kampus Merdeka ini dan merata. Bukan hanya per jurusan saja melainkan lokasi-lokasi kampus di Indonesia. Mahasiswa dapat merasakan keberagaman melalui Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan belajar mengenai budaya-budaya setempat, bahkan seorang mahasiswa dari daerah juga mungkin sekali merasakan kuliah di luar negeri tanpa harus lulus terlebih dahulu atau S2 dahulu. Terlebih lagi, tak semua yang akan melanjutkan S2 memiliki jalan yang sama untuk langsung mendaftar, ada yang perlu mempersiapkan terlebih dahulu. Jadi bukan hanya mahasiswa memiliki pengalaman multidisiplin ilmu, melainkan juga multikultural, serta adaptif dan kreatif akan kesempatan belajar di luar jurusan dan di luar kampus.

Pendidikan yang Tak Melupakan Karakter Pancasila

Kampus Merdeka bukan artinya berfokus pada menyiapkan real-life experience saja melainkan tak meninggalkan karakter nilai Pancasila. Seperti menghormati keberagaman dengan pengalaman pertukaran mahasiswa dan saling menghormati untuk menciptakan rasa aman. Ada program yang menurut saya bagus sekali yang masuk dalam Kampus Merdeka ini yaitu Pencegahan dan Penanganan Kekerasaan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi (PPKS) serta pembentukan satgasnya. Tentu saja ini adalah upaya yang bagus untuk penanganan dan pencegahan yang selama ini belum maksimal, serta selaras dengan nilai Pancasila.

Optimis dengan Pendidikan Indonesia

sumber gambar: Pexels (Pixabay)
sumber gambar: Pexels (Pixabay)
Merasakan kuliah merupakan privilese yang sangat besar bagi saya dan merasakan betul akan banyaknya perubahan dalam diri, terutama growth mindset. Kuliah juga membuka banyak jalan dan mengenal banyak figur-figur lebih luas, padahal saat itu belum ada Kampus Merdeka.

Berbeda dengan tingkat pendidikan sebelumnya, bangku kuliah artinya sudah mulai paham dan mulai menata masa depan dan mengisinya dengan hal-hal relevan. Kampus ini yang menjadi jembatan dari usia remaja akhir ke dewasa awal, serta pengantar sebelum memasuki dunia nyata apapun pilihannya, baik akademik maupun karir. Saya masih percaya bahwa pendidikan selalu akan membawa banyak perubahan besar. Begitupun terdapat banyak cerita-cerita mengenai kuliah membawa seseorang ke nasib yang lebih baik, dan saya rasa Kampus Merdeka memberi kesempatan tersebut lebih lebar lagi. Tentu saja dampaknya bukan pada individu tersebut, namun di sekelilingnya, bahkan ke negara tercinta ini.

Dahulu saya dan beberapa teman masih sedikit clueless bagaimana mengoptimalisasi kuliah itu, mentok hanya ikut organisasi, pelatihan, kepanitiaan, dan acara kepemudaan karena hanya itu yang tersedia dan teraih. Siapa menyangka bahwa kuliah yang saya impikan ini terjadi secara nyata melalui Kampus Merdeka, meskipun lagi-lagi tak mengalami langsung ya namun jadi turut optimis. Belum lagi program ini menyeluruh dari sekolah dasar, jadi nantinya generasi ini sudah terbiasa jika sampai duduk di bangku kuliah dan dapat merancang tujuan dengan jelas. 

Saya rasa dengan adanya Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini, potensi-potensi generasi bangsa yang unggul, berkarakter, dan berkompetensi global akan lebih banyak muncul ke permukaan dan berdampak karena memiliki kesempatan yang lebih besar. Bukan tidak mungkin juga jika suatu saat, negara kita ini juga memiliki standar pendidikan yang sama berkualitasnya dengan negara-negara maju. Meskipun belum tahu kapan dan tentu saja dalam prosesnya masih terdapat beberapa kendala (yang mana bagus karena jadi muncul solusi dan inovasi), tapi kita tahu dengan adanya Merdeka Belajar ini, kita sedang sama-sama bergerak ke arah sana bukan? Mari dukung Semarak Merdeka Belajar bersama!

***

Referensi, rujukan, bahan materi:

  • LinkedIn Learning



  • Podcast Endgame edisi Nadiem Makarim


  • Kemdikbud.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun