Mohon tunggu...
Umi Lasminah
Umi Lasminah Mohon Tunggu... Penerjemah - warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

just the note of personal ideas, in searching of TRUTH as woman who live in Beautiful Indonesia, the legacy of GREAT NUSWANTARA created by the Ancestor of great human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Ibu: Semua Perempuan Dipanggil "Ibu"

22 Desember 2022   09:48 Diperbarui: 22 Desember 2022   15:44 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HARI IBU: SEMUA PEREMPUAN DIPANGGIL IBU

Karena IBU adalah Panggilan Takzim terhadap Perempuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Ibu adalah sebutan untuk perempuan dalam bahasa Indonesia Panggilan di depan melekat dengan nama seserang maupun panggilan saja untuk memanggil perempuan dengan hornat.

Ibu banyak digunakan untuk panggilan kata depan perempuan oleh anakya dalam arti ini Ibu melekat pada anaknya. Dimana sering juga si anak menjadi identitas populer si Ibu, karena lekatan nama anaknya. Misalnya Ibu Edi (ibunya Edi anak Sekolah Dasat kelaa 2 SDN X), atau Ibu yang melekat namanya dengan suaminya, Ibu Heru (karena suaminya bernama Heru). Panggilan Ibu-ibu diatas ada yang mencerninkan bahwa Ibu adalah perempuan yang melahirkan lalu menyandang status dan peran sebagai ibu. Tapi ada juga yang tidak.

Kembali ke Kata IBU, Hari Ibu 22 Desember 1928 bukanlah Hari peringatan untuk perempuan yang Melahirkan semata atau Menjadi IBU saja. Kalau untuk perempuan yang melahirkan anak dan mengambil peran sebagai merawat anak kandung untuk Indonesia banyak panggilannya.  Tentunya yang dipilih mungkin HARI EMAK, HARI IBUNDA, HARI MAMA...yang mengacu pada anggilan anak kepada ibunya, sebagaimana banyak sebutan di Indonesia .

Ibu = Perempuan = Ibu

Hari Ibu 22 Desember sebenarnya mungkin ada yang menganggap lebih pas disebut hari gerakan perempuan, hari perempuan Indonesia. Namun Hari Perempuan juga diperingati perempuan Indonesia setiap 8 Maret. Ada pula Hari Kartini 21 April sebagai juga hari Perempuan Indonesia.

Yang menjadi kritikan banyak perempuan aktivis adalah ada kencendrungan 22 Desember direduksi sebagai Mother's Day (sebagai hari ibu yang melahirkan) lebih ke peran ibu domestik dan menihilkan peran publik yang menjadikannya hari peringatan 22 Desember. Hari dimana perempuan dari berbagai organisasi berkumpul dan berkongres pada 1928 untuk mendukung perjuangan pergerakan nasional Indonesia dengan menggunakan "peran biologis" ibu. Sehingga menyebutnya sebagai IBU BANGSA.

koleksi Umi Lasminah
koleksi Umi Lasminah
Sedangkan bila mau ikut-ikutan  mother's day barat, pasti harusnya bernama Hari  Emak, Hari Bunda, Hari Mama. Karena secara diksi jelas Emak itu sama dengan Mother, Mama juga tak beda dengan Mother. Sedangkan Ibu, secara makna dalam KBBI berarti "sapaan yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum". Nah makna terakhirlah yang menjadikan IBU bukanlah mother semata, dan dalam perjuangan pergerakan ada andil Ibu (emak) yg beranak pinak juga. Walaupun secara makna keduanya ibu dan perempuan tak terpisahkan. Hal ini karena pada keduanya, sistem patriarki menempatkan posisi perempuan untuk selalu menjadi subordinat, sehingga keduanya pun seolah hendak dipisahkan satu sama lain oleh sistem, demi keuntungan yang memisahkan. Ibu dan Perempuan hendak dipisahkan oleh patriarki, hendak dihirarkikan. Satu lebih mulia dari yang lain. Padahal keduanya adalah sama. Satu. Perempuan adalah Ibu, Ibu adalah Perempuan. Dalam Bahasa Indonesia, HARI IBU juga sudah kolokasi pasangan kata keberterimaan bahasa, artinya padananya tidak dapat dipisahkan seperti Indonesia Raya (bukan Indonesia Besar), Bendera Pusaka (bukan bendera keramat), Sekolah Dasar (bukan sekolah fondasi) dsb.

Kata Ibu dan Perempuan adalah either or. Keduanya sama. Adapun makna dalam Komunikasi sehari-hari memanggil perempuan Ibu adalah penghormatan thp perempuan. Nah kata panggilan khusus sebagai pernghormatan kepada yang dipanggil terdahap orang, laki perempuan yang ada dalam tata krama budaya Nusantara. Tak ada di negeri barat. Orang tua saya pernah heran menyaksikan adegan film barat (berbahasa Inggris) dimana anak memanggil bapak dan ibu nya dengan You saja, juga memanggil yang lebih tua dengan You saja.

Di Indonesia Peringatan Hari Ibu 22 dan menetapkan penghargaan Perempuan sebagai Ibu Bangsa, artinya Negara dan bangsa mengakui dan memberi penghargaan terhadap perempuan dari berbagai organisasi perempuan se Indonesia berkumpul di Mataram (Yogyakarta) 1928 yag membicarakan berbagai isu yang secara terselubung menjadi bagian pergerakan nasional memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia.

Sehingga Pemilihan kata IBU (keputusan Presiden Hari IBU) Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional, secara diksi IBU memberi makna luas tidak sesempit Mother's Day, karena Mother itu bersifat cenderung peran maupun kodrat melahirkan. Lagipula penggunaan kata Mother tidak seluas dan sebanyak kata ibu yang digunakan dalam bahasa Indonesia  , baik dalam keseharian kehidupan rakyat biasa maupun kehidupan resmi kenegaraan. Bukankah setiap pidato pasti bapak bapak ibu ibu saudara saudari...atau dalam surat menyurat Kepada Yth:Bapak/Ibu.

Walaupun begitu Ibu dalam makna mother's day-nya bangsa barat sudah pasti juga tercakup dalam HARI iBU 22 Desember. Sehingga seharusnya perdebatan untuk menganti nama Hari IBU sebagai hari gerakan perempuan tak perlu lagi. INDONESIA juga punya Hari Kartini yang menginspirasi Gerakan Perempuan. Adapun apabila ada yang mencoba memaksakan penyempitan makna Ibu pada HARI IBU sebagai mother demi untuk komersialisasi, promosi dagang, sebagaimana yang terjadi pada Hari Kartini atau Hari Perempuan, mungkin bisa kita sebut sudah wataknya kapitalis apapun dipakai untuk mengomersialisasikan apapun untuk dijual, cara marketing. Namun sekali lagi Ibu adalah Perempuan; Perempuan  adalah Ibu. Satu. Merayakan Hari Ibu, tetap harus mengacu sejarahnya IBU BANGSA ibu yang melahirkan Negara. Perempuan yang sudah menikah dan belum menikah, perempuan yang beranak pinak atau tidak beranak pinak.

Selalu bangga jadi orang Indonesia, kehidupan mengalir bersama kebajikan tanpa kalkulasi.. Seadanya memang sebagai bangsa besar negeri surga. Selamat Hari Ibu, karena semua Perempuan dipanggil Ibu. @umilasminah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun