Mohon tunggu...
Umi Lasminah
Umi Lasminah Mohon Tunggu... Penerjemah - warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

just the note of personal ideas, in searching of TRUTH as woman who live in Beautiful Indonesia, the legacy of GREAT NUSWANTARA created by the Ancestor of great human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dialita: Para Ibu Sepuh nan Sakti, Lagu dan Nyanyian Doa bagi Negeri

22 November 2022   09:17 Diperbarui: 23 November 2022   08:58 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagu-lagu Dialita menjadi pengingat bagi generasi muda tentang keIndonesiaan, tentang peristiwa masa lalu yang penting bagi peradaban.  "Paduan suara yang dibentuk oleh perempuan yang pernah menjadi tahanan politik 65 adalah suara perempuan yang melantangkan ingatan dan peringatan agar bangsa Indonesia belajar dari masa lalu,  agar lebih bijak mengelola perbedaan, dan berhenti melakukan kekerasan atas tubuh pertiwi," sebagaimana keterangan Akademi Jakarta.  Dialita dibentuk pada tahun 2011, dengan anggota para perempuan yang keluarganya pernah menjadi tahanan politik, sementara dua anggota di antara mereka, yaitu Utati dan Mudjiati, adalah eks tahanan politik yang pernah dipenjara di Bukit Duri (tahanan khusus perempuan). Lagu-lagu Dialita selain bernada kritis terhadap penindasan ataupun imperialisme, namun lagu-lagu yang ditulis ditahanan juga sarat dengan suara positif kemanusiaan, tentang cinta dan rindu, tentang hubungan ibu dan anak, dan yang pasti tentang harapan...yang kini diantaranya terwujud...

Bagi yang ingin tahu lebih jauh tentang Dialita saksikan film dokumenter Lagu untuk Anakku di kanal youtube dijamin anda sedih tapi tetap optimis https://www.youtube.com/watch?v=fGsZ92cGwv8 ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun