Mohon tunggu...
Umi Lasminah
Umi Lasminah Mohon Tunggu... Penerjemah - warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

just the note of personal ideas, in searching of TRUTH as woman who live in Beautiful Indonesia, the legacy of GREAT NUSWANTARA created by the Ancestor of great human

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Transportasi Publik: Bertemu Banyak Orang

26 Februari 2022   20:14 Diperbarui: 1 Maret 2022   17:56 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku adalah warga Jakarta. Lahir dan besar di sini, makan di tanah dan air Jakarta. Bagiku mereka yang mengaku sebagai warga Jakarta, syaratnya adalah pengguna tranaportasi publik. Jika belum biasa dan tak bisa menggunakan transportasi publik bisa dianggap bukan warga Jakarta 'sejati". 

Mengapa? Karena mungkin satu-satunya Kota di Indonesia yang memiliki moda transportasi lengkap hanyalah di Jakarta. Ada bis reguler, bis PPD, ada Transjakrta, Bajaj, Bemo, taksi, ojek, bahkan getek untuk angkutan sungai pun ada, becak masih beroperasi di Jakarta Utara di Semper, juga ada delman. Apa saja ada, termasuk ojek sepeda di Jakarta Kota. 

Baru beberapa tahun saja ada Mass Rapid Transit, yang membawa penumpang dengan kereta cepat dari Lebak Bulus ke Hotel Indonesia hanya 45 menit. 

Dahulu kala tahun 1990an, transportasi publik kurang manusiawi. Iya supir bis atau mikrolet bisa seenaknya memindahkan penumpang di tengah jalan "dioper" atau disuruh menumpang atau menunggu bis atau angkot lain (eh sekarang masih seperti itu dibeberapa tempat). 

Tidak manusiawinya ya, penumpang itu seperti ikan teri, seperti ayam, dipenuh-penuhi kendaraannya baru berangkat bisnya. Untung sejak ada Transjakarta, lalu perbaikan lebih jauh lagi. Pengalaman naik tranportasi publik adalah pengalaman mengenal kemajuan Negara. Berpindah tempat. Semakin cepat fisik manusia pindah, semakin canggih dan maju negara tersebut. Di negara paling maju kecepatan berpindah semakin singkat durasi waktunya, bukan hanya virtual.

Menggunakan moda transportasi publik dapat memberi pengalaman bertemu orang banyak, khususnya transportasi publik yang masif seperti kereta atau bis, termasuk  Transjakarta. 

Di sana kita bertemu dengan berbagai tipe manusia. Jika kita mau melihat kadangkala persepsi dan kesan bisa tercipta dari  sini. Kadangkala pula kesan dan persepsi atas manusia lain yang kita temui dalam moda transportasi publik tergantung suasana batin kita sendiri.

Manakala hati kita merasa sedih, mungkin sulit bagi kita untuk menemukan hal-hal lucu atau indah kita temui di sana. Adakalanya seakan pengamen di biskota pun membawakan lagu sedih (sekarang tak ada lagi pengamen dalam bis kota), ke luar kota masih ada.

Namun ketika hati kita gembira kita dapat dengan mudah menemukan hal-hal mengembirakan, diantara wajah-wajah yang kita temui. 

Seperti kemarin rasanya ingin sekali tertawa menyaksikan seorang perempuan muda yang memegang buku duduk & tertidur pulas, disamping kirinya laki-laki muda juga tertidur pulas. Mereka dua penumpang yang tak saling kenal. Nah saya menunggu momen kepala mereka jatuh miring ke arah masing-masing jadi terantuk. Dug! Namun sayang tidak terjadi. Membayangkan berimajinasi kejadian itu saja membuat saya senyum-senyum sendiri. :-) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun