Untungnya dijaman kini, nepotisme tidak berlaku secara luas dalam korporasi atau penerimaan ASN, karena telah ada sistem tolok ukur bagi kerja fungsional dan profesi, dimana skill menentukan posisi, namun lagi-lagi kadang selalu saja ada pihak yang terbentur pada akses, yaitu kelas masyarakat bawah dan ekonomi rendah.
Ketika kompetisi berebut akses berla gsung secara bebas maka tidak akan pernah ada keadilan yang sejati, mengingat tiap manusia pada awalnya memiliki perbedaan. Tentulah keadilan dan kesetaraan dapat direngkuh walaupun sedikit oleh mereka yang memiliki semuanya kasta tertinggu dan kelas atas ekonomi.
Manusia pada prinsipnya mahluk sosial sekaligus mahluk individual. Kehidupan sosialnya adalah bagian dari pengamanan kehidupan pribadinya. Namun seorang yang telah melepas kemelekatan pada dunia tidak akan terpengaruh pada perkstiwa sosial di luar dirinya. Apa yang "menjadi" di luar dirinya bukanlah dirinya. Hanya aura. Semua status jabatan, gelar, apapun bukan dirinya. Ia adalah manusia yang tinggal di bumi sebagai dirinya sendiri dan Sang Pencipta yang ada didalam diriNya yang selalu berbagi pada semesta setiap saat.
Tulisan sepanjang ini terjadi karena pengalaman bekerja pada orang yang memiliki trust issue.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H