Mohon tunggu...
Umi Lasminah
Umi Lasminah Mohon Tunggu... Penerjemah - warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

just the note of personal ideas, in searching of TRUTH as woman who live in Beautiful Indonesia, the legacy of GREAT NUSWANTARA created by the Ancestor of great human

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajarkan Kebanggaan Profesi pada Anak, Nation Character Building

22 Januari 2022   12:36 Diperbarui: 22 Januari 2022   12:40 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak Indonesia kurang diperkenalkan tentang profesi sejak dini. Berbeda dengan anak-anak di Jepang. Ketika di kelas semua anak-anak (TK sampai SD kelas 4), diminta bercerita tentang pekerjaaan Orang Tuanya. Semua bercerita dengan bangga tentang pekerjaan Orang Tuanya "Ayah saya tukang pos, yang mengantarkan surat-surat dari kepada orang-orang yang berjauhan", "Ibu saya bekerja di rumah membantu kami belajar mengerjakan PR", "Ibu saya perawat, melayani orang sakit" dan seterusnya.

 Di Indonesia seharusnya sejak dari kecil anak-anak diperkenalkan bahwa pekerjaan apapun yang dilakukan selain mencuri atau merampok adalah baik. Ibu yang penjual pecel, setiap pagi mengantarkan makanan yang ditunggu mereka yang kelaparan dan butuh makan sayuran", "Ayah saya tukang bubur keliling, menyediakan sarapan buat mereka yang suka makan bubur,lansia atau anak-anak" "Ayah dan Ibu saya buruh tani, yang mengerjakan sawah, menanam padi, merawatnya sehingga jadi beras, lalu jadi nasi dan dimakan oleh kita setiap hari" dst.

Bahwa sekarang telah terjadi transformasi teknologi yang tinggi dan cepat, pada kenyataannya di Indonesia, kehidupan bersahaja dan manual masih terjadi. Orang-orang menanam padi dengan manual, menanam dan merawat jagung atau tanaman lain secara manual. Semua itu bukan untuk dianggap tertinggal atau lemah, bahkan kini percampuran antara manual dan digital terjadi. Bukankah semua minuman kemasan herbal, baik dalam bentuk pil atau sachet bermula dari mereka yang menanam empon-empon (rempah rempah, akar obat-obatan)..

Yang perlu diperkenalkan kepada anak-anak adalah bahwa mereka setiap hari makan nasi misalnya, itu tidak tiba-tiba jadi nasi dipiring. Ada yang memasak, ada yang menjual beras, ada yang mengolah dari padi menjadi beras, ditumbuk atau digiling, ada yang menanam, ada yang memelihara pohon padi dsb. 

Juga misalnya ketika anak membeli bakso atau cendol, bisalah diperkenalkan bahwa, bakso terdiri dari mie dan bihun yang terbuat dari terigu dan beras, bakso dibuat bagaimana...sederhana saja dengan bahasa anak-anak. Hal ini akan menjadikan pengetahuan sekaligus juga anak akan menghargai bahwa segala sesuatu haruslah diperjuangkan dikerjakan dan tidak tiba-tiba ada di meja makan. Sekalipun yang disediakan mie instant di dalam rumah... disitu ada buruh yang bekerja menyiapkan sebungkus mie...dsb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun