Mohon tunggu...
Umi Laila Sari
Umi Laila Sari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pandu Anak Merencanakan Pendidikan Untuknya

27 Oktober 2015   15:22 Diperbarui: 27 Oktober 2015   22:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Hal yang kebetulan, saya dan suami sama-sama pernah kuliah di jurusan pendidikan. Namun, ternyata itu belum cukup jadi bekal kami merencanakan pendidikan anak hanya berdasarkan pengetahuan dari kampus. Kami masih perlu banyak belajar, bertanya, berbagi pengalaman dengan siapapun tentang pendidikan anak. Termasuk bagaimana merancang pendidikan terbaik untuk mereka.

    Pendidikan adalah pondasi dalam kehidupan seseorang. Baik-buruk, berhasil-gagal kehidupan dunia-akhirat seorang anak sangat ditentukan dari pendidikan yang diterimanya. Dan itu tanggung jawab sepenuhnya dari orang tua (sepaket ayah dan ibu). Begitu penting rencana pendidikan bagi anak hingga kelak dalam Islam akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt atas amanah anak bagi orang tua. Sebagaimana tafsir Al Qur'an, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At Tahrim: 6). Perintah memelihara dari api neraka bermakna membentuk keluarga termasuk anak menjadi orang yang baik (dalam konsep agama) melalui pendidikan terencana.

    Membahas tentang pendidikan anak tentu banyak variabel yang melingkupinya. Dimulai dari pengertian pendidikan itu sendiri. Salah satunya pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya. Dalam bahasa saya, memahami pendidikan yang diinginkan oleh bapak pendidikan nasional adalah ruang besar pembentukan karakter manusia, meliputi semua potensi yang dimilikinya. Ruang besar tersebut berarti semua tempat adalah sekolah. Dan semua orang adalah guru. Tujuannya adalah kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat.

    Dengan demikian, pendidikan dimulai dari lingkup keluarga dan diiringi pendidikan dari luar baik melalui lembaga formal maupuan nonformal. Kedua lingkup pendidikan ini harus dipilih sesuai dengan kekhasan yang dimiliki tiap anak. Sehingga pendidikan terbaik adalah pendidikan yang mampu menemukan, mengoptimalkan serta memberdayakan potensi anak guna kebaikan diri dan lingkungannya. Itulah yang menjadi indikasi keberhasilan hidup seseorang. Sebaik-baik orang adalah yang memberi banyak manfaat bagi orang lain. Untuk bisa memberi harus berisi dan tercukupi.

    Nah, proses pembentukan karakter anak melalui pendidikan ini bukan hal yang mudah. Butuh kesungguhan dalam merencanakannya. Agar orang tua tidak salah menentukan. Akan lebih baik juga memberikan keleluasaan anak memilih masa depannya. Orang tua hanya memandu agar apa yang menjadi pilihan anak benar sesuai minat bakatnya. Juga anak siap bertanggungjawab atas pilihannya. Terkadang, apa yang baik menurut orang tua tidak sepenuhnya diminati anak.

    Saat ini banyak sekali konsep lembaga pendidikan yang ada. Dari yang konvensional umum tingkat SD hingga SMA serta konvensional berbasis agama seperti pesantren. Hingga konsep lembaga pendidikan yang baru berkembang dua puluh tahun terakhir seperti boarding school, sekolah alam,serta home schooling. Jangan sampai, pilihan pendidikan tertipu oleh label canggih dan menjamin masa depan tapi mengabaikan kebutuhan anak sebagai subjek pendidikan itu sendiri.

    Hal lain yang juga tak boleh luput dari persiapan orang tua adalah persiapan dana pendidikan. Meski biaya pendidikan mahal bukan jaminan kualitas yang baik. Tetapi untuk mendapat akses pendidikan berkualitas butuh dana yang tidak murah. Inipun harus direncanakan orang tua sejak dini baik melalui tabungan atau asuransi pendidikan.

    Akhirnya, cukup menjadi penyemangat bagi orang tua untuk mempersiapan pendidikan bagi anak-anaknya dengan mengingat sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Hakim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. Al Hakim: 7679).  

  Pilih stiker atau emotikon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun