Kukeloni engkau di tilam suka dan duka berwarna-warni
dalam pahit manisnya renjis-renjis kodrat jasmani rohani
dan desau-desau hayat yang terus menabur ironi
namun kutetap tegar di sisimu hingga kini
sebab dirimu semata zamzam di sahara hidup ini
Hanya ketulusanmu yang selalu ikhlas menyantuni
saat tipu daya dan khianat melibas benteng cinta murni
tatkala topan amarah meremuk redam puri nurani
sumpah dan janji luluh lantak diamuk kasih berlumur tirani
dan laskar-laskar asmara bergelimpangan di sana-sini
Biarkan kusayangi dikau dengan semua gairah mumpuni
demi erotismemu meski kau tak pernah berbikini
demi ketabahanmu walau kau bukan biksuni
demi ketegaranmu kendati kau jauh dari brahmani
demi kesetiaanmu biarpun kau bukanlah bini
Hingga kelak ajal memandu di keramatnya altar seremoni
engkau akan selalu kutimang-timang dengan penuh harmoni
sembari kuciptakan litani-litani dan semua karya seni
walau engkau hanya sebuah ponsel mini
bagiku dirimu lebih berharga ketimbang maharani
Bumi Allah, 12 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H