Mohon tunggu...
Umi KulsumNurQ
Umi KulsumNurQ Mohon Tunggu... Dosen - Nama lengkap Umi Kulsum Nur Qomariah

Umi kulsum nur qomariah adalah seorang pengajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Universitas KH. A. Wahab Hasbullah Melakukan Transfer Teknologi Kepada Kelompok Tani Sumbernongko

5 September 2023   13:57 Diperbarui: 5 September 2023   19:43 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani Sumbernongko Praktek Penggunaan alat penabur benih semiotomatis (doc. panitia PKM)

Sebagai wujud pengabdian masyarakat, tim PKM dosen unwaha melakukan transfer teknologi kepada kelompok Tani Sumbernongko, melalui serangkaian pelatihan yang terdiri dari Pelatihan Mekanisasi Alat Pertanian, Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC), Pelatihan pembuatan Pestisida Nabati (PESNAB) dan Pelatihan Marketing Hasil Pertanian melalui Sosial Media yang dilaksanakan pekan pertama bulan September 2023.

Pembukaan acara pelatihan oleh Ibu Suci Prihatiningtyas (Kiri) dan Bapak Hadi Sujono (kanan) (doc. panitia PKM)
Pembukaan acara pelatihan oleh Ibu Suci Prihatiningtyas (Kiri) dan Bapak Hadi Sujono (kanan) (doc. panitia PKM)

Tim PKM yang diketuai oleh ibu Suci Prihatiningtyas, M.Pd mengangkat tema "Revitalisasi Pertanian Ramah Lingkungan Melalui Mekanisasi Teknologi Tepat Guna di Kabupaten Jombang: Pemanfaatan Alat Penabur Semi Otomatis dan Potensi Alam sebagai Pupuk dan Pestisida Nabati". Kedatangan tim pengabdian disambut dengan antusias oleh Hadi Sujono selaku Ketua kelompok tani Sumbernongko beserta 25 petani yang turut serta berpartisipasi dalam pelatihan hingga prakteknya.

Pengenalan alat penabur benih semi otomatis (doc. panitia PKM)
Pengenalan alat penabur benih semi otomatis (doc. panitia PKM)

Transfer teknologi pertama dilakukan melalui mekanisasi pertanian yang disampaikan oleh Muhammad Rif'an, S.Pd. Para petani diperkenalkan alat penabur benih semi otomatis, yang dicontohkan dengan praktek menabur benih biji jagung. Jika pada pertanian manual, proses budidaya tanaman jagung diawali dengan "gejig" dan "urug" secara terpisah yang melibatkan tenaga kerja manusia cukup banyak yang berimplikasi pada besarnya modal yang harus dikeluarkan petani pada awal masa tanam untuk upah petani penggarap. Namun dengan penggunaan alat penabur benih semi otomatis, maka kegiatan gejig dan urug dapat dilakukan bersamaan sekaligus, sehingga meningkatkan efisiensi modal, waktu dan tenaga bagi petani.

Petani Sumbernongko Praktek Penggunaan alat penabur benih semiotomatis (doc. panitia PKM)
Petani Sumbernongko Praktek Penggunaan alat penabur benih semiotomatis (doc. panitia PKM)

Petani Sumbernongko mempraktekkan langsung penggunaan alat penabur benih semiotomatis dengan sangat antusias. Dalam prakteknya, jumlah benih yang ditabur dapat disetting sesuai dengan kebutuhan misalnya 2-3 atau 3-4 butir biji. Tabung pori dalam alat penabur dapat dilepas pasang untuk diganti sesuai dengan ukuran jenis biji yang akan ditabur. 

Pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (doc. panitia PKM)
Pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (doc. panitia PKM)

Transfer teknologi kedua disampaikan oleh Umi Kulsum Nur Qomariah, M.Sc melalui pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair  (POC) dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di alam sekitar. Peraturan Kementerian Pertanian No 10 tahun 2022 terkait Pembatasan pupuk bersubsidi, salah satunya memuat kebijakan bahwa pada tahun 2023 hanya pupuk UREA dan NPK yang disubsidi, serta setiap Hektar lahan dibatasi hanya mendapat 200 kg pupuk bersubsidi, sedangkan kebutuhan pupuk untuk budidaya semisal padi dan jagung lebih dari jumlah batasan subsidi. Hal ini membuat petani harus mengeluarkan modal yang lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan pupuk. Oleh karena itu, petani perlu lebih inovatif, salah satunya dengan pembuatan POC sebagai solusi ketersediaan pupuk.

Praktek Pembuatan POC (doc. panitia PKM)
Praktek Pembuatan POC (doc. panitia PKM)

Dalam sesi tanya jawab, Petani Sumbernongko bergantian bertanya terkait apa saja bahan pembuatan POC beserta komposisi formulasinya, cara pembuatan, teknik penyimpanan, masa kadaluarsa dan dosis pemakaian. Materi teori diikuti dengan praktek langsung pembuatan POC sehingga seluruh pertanyaan Petani Sumbernongko akhirnya mendapatkan pencerahan yang baik. Praktek Pembuatan POC memanfaatkan limbah bahan organik seperti air cucian beras, bonggol pisang dan sabut kelapa yang banyak tersedia di alam sekitar Sumbernongko. Para Petani berpartisipasi aktif dalam praktek membuat POC di halaman balai RW Sumbernongko dengan didampingi oleh tim PKM untuk memastikan formulasinya tepat.

Pengenalan media sosial dalam marketing produk hasil pertanian (doc. panitia PKM)
Pengenalan media sosial dalam marketing produk hasil pertanian (doc. panitia PKM)

Transfer teknologi ketiga yaitu pelatihan marketing produk pertanian melalui media sosial yang disampaikan oleh Ibu Mar'atul Fahimah, S.P., M.M. Di era Society 5.0 saat ini, proses jual beli komoditas pertanian dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media sosial seperti facebook dan Instagram yang memiliki insight atau jangkauan lebih luas jika dibandingkan dengan proses jual beli manual. Dengan demikian, diharapkan petani bisa mendapatkan margin yang lebih besar dengan menjual produk pertanian langsung ke end user jika dibandingkan dengan dijual melalui pengepul. 

Pelatihan pembuatan Pestisida Nabati (doc. panitia PKM)
Pelatihan pembuatan Pestisida Nabati (doc. panitia PKM)

Transfer Teknologi keempat dilakukan dengan pelatihan pembuatan pestisida nabati dari bahan alam. Pestisida kimia memiliki dampak negatif yaitu meninggalkan residu berbahaya yang masih tertinggal di tanaman. Pestisida nabati bersifat hit and run yang langsung membunuh target kemudian menghilang di alam sehingga aman bagi sistem pertanian berkelanjutan.

Praktek Pembuatan Pestisida Nabati dari daun mimba (doc. panitia PKM)
Praktek Pembuatan Pestisida Nabati dari daun mimba (doc. panitia PKM)

Praktek pembuatan pestisida nabati dilakukan menggunakan daun mimba (Azadiracta indica). Petani Sumbernongko praktek langsung membuat pesnab mulai dari penyiapan bahan, ekstraksi hingga pengemasan pesnab. Pada akhir seluruh rangkaian pelatihan, dilakukan sesi foto bersama seluruh tim PKM, panitia dari unsur mahasiswa dan mitra yaitu kelompok tani Sumbernongko.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi sebagai sponsor utama dan LPPM Universitas KH. A. Wahab Hasbullah yang memfasilitasi seluruh kegiatan serta mitra pengabdian yang kooperatif yaitu Kelompok Tani Sumbernongko. Red/umiknq

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun